MENGENAL TEMAN LEBIH DEKAT


Mengenal Teman Lebih Dekat Melalui Tulisan 

Waktu kuliah tingkat dua dulu, aku mulai masuk ke jurusan yang aku pilih.  Ya, di IPB pada jamanku dulu, tingkat I adalah tingkat persiapan bersama (TPB) yang isinya melulu MKDU, jadi serasa masih SMA saja.  Jadi kami masih belum berkumpul di jurusan yang kami pilih masing-masing, baru pada tingkat dua (kalau lulus TPB) kami mengalami kehidupan kampus yang sebenarnya.

Nah, waktu tingkat dua dan seterusnya ini kami mulai berteman dengan lebih akrab bahkan mulai berkelompok-kelompok membentuk BFF.  Aku sendiri bertemu dengan tiga teman perempuan lainnya yang merasa sejiwa sehingga membentuk semacam gank yang kami sebut DEWIDANENI (Dewi, Ida, Ade dan Eni). 

Selain itu kami juga punya teman laki-laki yang kami sebut ALIWANDIPUL (Ali, Iwan, Andy dan Ipul atau Saiful).  Berdelapan kami menyebut diri kami GIESTIE.  Hmmm..empat cewek dan empat cowok … seakan-akan berpasangan ya…   

Padahal yang akhirnya berpasangan pada waktu kuliah adalah aku dan Saiful saja, selainnya murni berteman.

Nah salah satu teman mainku yang asyik adalah Iwan.
Iwan ini unik menurutku, dia tipe yang tidak pernah absen bersenang-senang tapi selalu mendapat nilai terbaik di kelasku. Jadi aku sempat berpikir, kapan Iwan ini belajar kalau setiap acara bermain kami, selalu saja dia tak pernah ketinggalan. Kalau teman yang pintar tapi tidak gaul…banyak (apalagi di IPB).  Tapi yang seperti Iwan ini sangat jarang. Kalau yang seperti aku, pandai bersenang-senang dengan prestasi pas-pasan….nah ini juga cukup banyak.

Nah, Iwan ini baru balik dari New York setelah 10 tahun bekerja disana. Beberapa bulan sebelum dia pulang kampung selamanya, aku sering baca status-statusnya di fesbuk yang mengisyaratkan dia telah mencapai semuanya. Baik secara materi maupun spiritual… terutama dari spiritualnya.   Tentang betapa yoga telah membuat dia terinspirasi dan merasa kembali murni di dalam hatinya. Tentang perjalanannya keliling dunia.  Kupikir dia telah mencapai suatu nilai spiritual dari semua pengalaman hidupnya.

Lalu dia kembali ke kota asalnya, dan rupanya dia sedang menulis memoar tentang hidupnya. Tentang dia yang bukan siapa-siapa yang besar di Kota Apel Batu sampai akhirnya mencapai karier tertinggi di Big Apple New York.

Dalam suatu dialog kami di fesbuk, dia menuliskan salah satu kutipan paragraf di memoarnya itu. Sungguh kalimat-kalimat yang khas Iwan…walaupun susunan kata seperti itu tidak terlalu menggugah minat bacaku.  Hey… aku penggemar Pramudya Ananta Toer dengan kalimat-kalimatnya yang lugas dan apa adanya.  Jadi kalau ketemu tulisan yang halus seperti gaya bahasa Iwan, aku perlu berkali-kali baca untuk memahami maksud di balik kalimat itu.

Intinya, daya ngehku rendah untuk kalimat-kalimat puitis.  Walaupun aku selalu kagum betapa para penulis puisi mempunyai perasaan yang halus sehingga bisa merangkai kata seindah itu. 

Lalu ternyata awal November lalu Iwan sudah menerbitkan buku puisi dan fotografi bekerja sama dengan temannya.  Jadi puisinya ditulis Iwan sedang fotonya oleh teman itu.  Judul bukunya “Melankoli Kota Batu”.  Puisi indah yang menggambarkan suasana keseharian di Kota Batu, lengkap dengan foto-foto yang mewakili puisi itu. 

Sedikit banyak motivasiku memiliki buku ini adalah Iwan Setyawan sendiri.  Dia teman baikku … teman menjalani kehidupan Kampus IPB dalam kegembiraan. Humor-humor Iwan yang tidak pernah kelihatan sedih membantuku mengatasi ketidakberdayaanku… saat homesick … maupun saat kelabakan mengerjakan tugas … ataupun saat stress menghadapi ujian. 

Jadi aku harus punya, entah ketika membacanya aku butuh berulang-ulang untuk memahaminya … itu lain soal.

Nah, memoir yang kubicarakan tadi ternyata menarik minat Penerbit G******a untuk menerbitkannya menjadi novel dengan judul “9 Summers 10 Autumns Dari Kota Apel Ke The Big Apple”.  Novel ini terbit tanggal 22 Februari 2011.  Sama seperti buku puisinya, aku harus punya buku ini, apalagi Iwan cerita kalau salah satu perjalanan kami ketika liburan ke Banyuwangi dan Bali, ada dalam bagian buku itu.  Sungguh penasaran apa yang akan Iwan tulis tentang bagian saat dia masih kuliah. 

Aku paham ini fiksi,  sama seperti Laskar Pelangi dan lainnya, tapi setidaknya apa yang dia tulis cerminan dari apa yang dia rasakan.

Membaca pengantar buku ini, membuatku menyadari bahwa aku hanya tau teman-temanku sebatas kulit luarnya saja.  Aku hanya tau Iwan yang menyenangkan, pintar dan penuh humor.  Aku tidak tau bahwa untuk sekolah di IPB, dia harus berjuang keras sedari kecil.  Jadi motivasiku ingin punya buku ini bukan hanya sekedar bahwa dia temanku, tapi karena aku ingin mengenal lebih dekat teman baikku ini.

Jadi teman-teman, jika ingin membaca novel fiksi yang berdasar kehidupan nyata dan bisa juga sebagai buku motivasi, aku sarankan bacalah novel ini “9 Summers 10 Autumns Dari Kota Apel Ke The Big Apple” karya Iwan Setyawan.  Terbit serentak di seluruh G******a tanggal 22 Februari 2011.

Tulisan ini adalah karya Penulis Tamu
Dia adalah Dewi Anggraeni
Seorang Ibu dengan Tiga Putra Putri
Pemilik Blog coratcoretkuaja
Tinggal dan Bekerja di Jakarta

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

47 tanggapan untuk “MENGENAL TEMAN LEBIH DEKAT”

  1. Om, Pintere milih foto ….cantik ya temenku ini, yg sedikit kukenal juga lewat tulisannya, meski hampir tiap pagi siang sore ketemu, blm tentu bs curhat… 🙂

    Mbak…kok ra dicritain si ipul hahaha….nek wis duwe bukune, tak njilih sit, kebiasaaaaannnn, weits dadi kelingan bukune njenengan isih ono sing durung tak baleknooo

    1. nah itu Mba..tadi pagi baru liat di beranda fesbuk..kok ada fotoku distatusnya Bang Trainer…hadew….ternyata nyulik dari foto fesbuk….(malu ati bener ni…secara di blog sendiri ga pernah nyantumin foto)

      Tenang Mba..aku udah pesen ke inibuku.com…semoga hari ini bukunya nyampe. Kalo dah tamat pasti tak pinjemin. Secara si Iwan bilang kalau ada namaku disitu..:D

  2. Salam kenal Mba Dewi ..
    Ayu tenan ..
    Terkadang kan orang melihat dari luarnya saja,.ternyata..eh ternyata..
    Langsung ke TKP ahh,biar kenal lebih dekat ama Mba Dewi. ..hehhe..

      1. tenang mbak…model kita ini, selagi masih close up, masih aman hahaha….

        jangan sekali2 seluruh badan, bisa shock yg ngeliat 🙂

        Tapi memang cantik koookkk….(amatin deh, mirip artis siapa gitu…semua mengakui soal mirip artis ini)

        1. hehehe..Mba Devi lucu banget..
          aku tau..aku tau..biasa lah sudah emak2 ,aku juga ga mau foto seluruh badan waw ntar kliatan bempernya wkwkwk.. dan pagernya hahha..TIdaakk,..!!

          Bener loh Mba cuantek,kaya sypa yah..Nafa Urbach kah ?? hehe..bener ga Mba Devi..

  3. ternyata namanya Mbak Dewi to… hehe.. maaf, kadang ketemu tapi ga tahu nama… hapal wajah saja… kita sama-sama merumput di Lapangan, Mbak… 😀 salam kenal yaa…

  4. salam kenal dulu dgn Mbak Dewi yg cantik…………..
    hampir mirip dengan novel 5 menara ya Mbak ? diambil dr kisah nyata.
    sepertinya mau ikutan hunting juga nih beli novelnya 🙂
    salam

  5. Salam kenal buat Mbak Dewi…

    Saya alumni IPB juga, hihihihihihii… membaca cerita ttg mas iwan, saya jadi semangat untuk mengejar cita-cita hingga ke New York.. ckckckckckk.. keren ya T_T

    mudahan kapan-kapan bisa baca bukunya, amin..

  6. Kayanya saya lebih tertarik beli buku puisinya daripada novelnya 😀
    Melankoli Kota Batu ya? Hmm… ntar nyari ah…
    Salam kenal Mbak Dewi…

    Salam saya, Om NH…

  7. salam kenal juga dengan ibu satu ini 🙂
    kayaknya baru sekali ini tau ttg blogger ini..

    seperti nya emang blog si Om jadi sarana kenalan byk blogger ya.. 🙂

  8. Lho jeng Dewi punya blog tho, kok gak bilang2 sih.
    Oom, jeng Dewi ini putranya bude lho. Kami lama memang tidak bertemu, untung ada reuni keluarga besar pas habis lebaran 3 tahun yang lalu, kami hanya salam-salaman doank.
    Habis itu kami nggak pernah ketemu lagi karena Jeng Dewi segera kembali ke Houston. Ternyata sekarang dah di Jakarta.

    olaaaaaah nduk…..kok pinter tenan nulis, padahal dulu suka nangis kalau disuruh berdiri di depan kelas untuk bercerita.

    Kapan2 tak mampir nduk.
    Salam hangat dari Surabaya

  9. Waaaaaaaaaaahhh.. hebat bgt nih mas Iwan, juga mbak Dewi tentunya,…
    segera berburu buku ini nih, nampaknya sangat menarik.. 🙂
    trims ya mbak info n cerita indahnya…

    salam kenal dan salam sayang untuk semua sahabat genknya.. 🙂

any comments sodara-sodara ?