USIL DI KELAS


Lanjut …

Ini adalah komentar komentar berkesan yang sempat masuk di Blog ini pada bulan Agustus 2012

THREE COMMENTS OF AUGUST 2012

Komentar berkesan tersebut ditorehkan oleh …

Niken Kusumowardhani

Bu Niken (Bunda Lahfy) memberi tanggapan tentang tulisan saya yang berjudul USILABILITY.  Perilaku manusia yang selaluuuuu saja usil, kepo … bergunjing … mengomentari apa saja … tentang apa saja.  Tak peduli benar atau salah … selalu saja manusia usil mengomentari.  Begini salah … begitu salah …

Dan inilah yang ditulis oleh Bu Niken …

Baca judulnya sampai saya eja-eja lho om NH. Yusil abiliti… Begitu saya bacanya, sambil mikir ini ability tentang apaaa…? Dan setelah baca *tepok jidat*… Ternyata usil yg itu… Wkwkwkwk…

Ttg usil yg itu berasa banget deh kalau lagi nunggu anak sekolah TK. Banyak ibu2 yg nungguin anaknya krn kalau ditinggal msh nangis. Jadilah usilability ini berkembang sekali. Apaaaaa aja diomongin… Kayaknya bergerak dikit aja jadi bahan omongan. Hadeeuuhh…

Mending pulang dan nyuci baju aja deehh… Nggak denger omongan yg usilability itu…

Sebuah sharing pengalaman, yang saya rasa banyak orang mengalaminya juga …

2. Titik Sutanti dan …

3. Marsudianto

Ya sengaja keduanya saya jadikan satu … karena mereka sama-sama mengomentari tulisan saya mengenai “Berapa Jumlah Murid Ideal dalam Satu Kelas ?”

Keduanya merupakan orang-orang yang berkecimpung di bidang Pendidikan.  Sehingga komentar mereka ini pasti didasari oleh pengetahuan yang cukup dan informasi yang valid …

Titik menjawab pertanyaan saya, sebagai berikut :

Di Indonesia, kita punya Standar Nasional Pendidikan yang salah satunya adalah Standar Proses. Di dalam Standar Proses tersebut juga disebutkan tentang persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran yang salah satunya adalah jumlah maksimal siswa dalam satu rombongan belajar, sebagai berikut.

a. SD/MI: SD/MI : 28 peserta didik
b. SMP/MT : 32 peserta didik
c. SMA/MA : 32 peserta didik
d. SMK/MAK : 32 peserta didik

Jumlah tersebut pastinya sudah melalui penelitian dan kajian yang panjang oleh para pakar pendidikan di BSNP yang menyusun standar tersebut. Kalau maksimalnya segitu, tentu idealnya kurang dari itu, tetapi jumlah maksimal tersebut pun masih memenuhi range ideal. CMIIW. 

Sedangkan Pak Marsudiyanto memberikan pandangannya sebagai berikut :

Kalo berdasar Standar yang ada di Sistem Pendidikan Nasional, jumlah maksimum adalah 32 Om.  Tapi itu ideal secara Undang2. 
Dalam praktiknya masih banyak pertimbangan lain, khususnya dalam mengakomodir keinginan masyarakat.
Masih banyak sekolah yang muridnya 40 bahkan lebih.
Di sekolah saya saat ini juga menerapkan yg 32 ini.

Tapi ideal atau tidak, semua kembali ke pengelolanya.
Mau 20 anak per kelas kalau salah kelola ya bisa saja nggak kondusif. Sebaliknya satu kelas 50 siswa kalo metode dan kulturnya mendukung ya nyaman2 saja.
Susah memang kalo bicara soal ideal.

Sama seperti bikin posting, nggak pernah ada batasan berapa kata agar sebuah postingan dikatakan ideal.

Anda bisa merasakan sendiri … betapa informasi ini sangat berguna.  Dan pendapat ini dikemukakan oleh orang-orang yang mengerti akan bidangnya … sehingga tidak asal ngomong saja …

Apa yang mereka kemukakan merupakan pengetahuan baru bagi saya … sekaligus juga membuka cakrawala pemahaman saya.  Mudah-mudahan anda sependapat dengan saya.

So jadi demikianlah …
Tidak bosan-bosannya saya menuliskan bahwa … ada banyak hal yang bisa kita dapatkan dari Komentar Rekan-rekan kita … ada banyak nuansa dan wawasan baru dari sana … ada banyak inspirasi kita dapatkan dari Komentar tersebut.

Salam Saya

71071D338183D7765E8404E3E942AEC9.

.

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

16 tanggapan untuk “USIL DI KELAS”

  1. Ikut menyimak Om, karena tidak ngikuti tulisan awal nya. Mengenai 2 dari 3 komentator itu aku sedikit mengenal bahwa mereka memang pendidik yang profesional di bidang nya.

  2. Hahaa… judulnya lumayan menipu, om. Pas baca kalimat pertama “Ini adalah komentar… pikiran saya langsung mengingat usulan ngawur dulu. It’s finally adopted… :mrgreen:

    Secara umum, saya lihat komentar-komentar yang masuk itu akan menjadi sangat bermakna jika bisa menutup celah yang ada pada tulisan, terutama celah yang paling besar (poin-poin penting yang missing dalam tulisan). Hal ini pastinya hanya bisa dilakukan oleh mereka yang memang benar2 membaca tulisan, dan punya pengalaman dengan topik yang dibahas

    1. Memang Yor …
      Bahkan di postingan saya sebelum ini … secara spesifik saya menyebutkan bahwa ide ini datang dari Yori …

      see … ada banyak hal bisa kita pelajari dari komentar

      salam saya Yori …
      and once again … Thanks

  3. Salut sama para komentator bola, eh, para pemberi komentar tulisan-tulisan Om NH ini. Komentarnya sudah bisa dijadikan satu postingan. Keren. Komentarnya Pakdhe Mars top selalu.. 🙂

  4. Berasa tersanjung manakala komentar saya bisa jadi pelengkap.
    Saya juga sering dapat ilmu baru dari baca komentar sahabat Om, baik komentar di blog saya maupun di blog lain.
    Ini merupakan salah satu nilai positif dari ngeblog.
    Itulah kenapa saya sangat respek pada semua komentar yang datang.
    Salam!

  5. siiippp betull…itulah indahnya saling berkomentar..
    tapi kadang ada juga yang kasih komennya asal om… misalnya postingannya ngebahas apa, eh dikomennya ga nyambung sama isi postingnya…rada kecewa sih jadinya… krn bs disimpulkan kalo dia ga baca postingan kita… cuma mau promo blognya doank.. 😦

  6. Aku juga seneng bgt tuh om klo ada komentar yg sangat informatif seperti itu.. padahal biasanya (dan seringnya) tulidan aku juga biasa2 aja.. hihihi

  7. jadi inget dulu saat SMK satu angkatanku ada 14 kelas, wuiih kebayang dong banyaknya ky gimana? ampe ada siswa yg dah 3 tahun pada g tahu nama asliku.hehe taunya nama ngokem hwkwkwk…

any comments sodara-sodara ?