karsini # 30 : JAMU GODHOG


.

Karsini masih ada …
Ini adalah karya penulis tamu.  Dari judulnya saja sudah terlihat bahwa penulis tamu ini berasal dari Jawa.
Godhog itu bahasa Jawa, yang berarti … Rebus.

Simak tulisan berikut … dan tebak siapa pengarangnya …
Dan komentari isinya …

——

Jamu Godhog

Sewaktu saya kecil, lumayan akrab dengan jenis jamu jamu godhogan (jamu rebusan). Atau di sebut jamu gendhongan, karena yang menjual jamu ibu ibu berkeliling pakai kebaya dan jarit terus menggendhong jamu yang ditempatkan di botol botol dan  di taruh di tempat yang bisa disebut “bakul” dari bambu, digendhong dibelakang memakai kain jarik.

Ibu saya penggemar jamu juga, jadi sering langganan membeli jamu gendhong itu. Saya biasanya dibelikan jamu beras kencur atau kunir asem. Dan biasanya sesekali juga diberi jamu paitan, namanya saja jamu paitan ya pesti ini jamu pahit sekali, warnanya hitam. Kata Ibu biar sehat dan doyan makan atau menambah nafsu makan.

Semakin saya besar sekitar SMP, jamu gendhong sudah jarang, diganti dengan penjual jamu dengan memakai motor atau sepeda.

Setelah penjual jamu gendhong langganan sudah tidak berjualan lagi, ibu saya jarang beli jamu, Karena menurut Ibu penjual yang ada rasanya beda, tidak seenak dan sepas penjual jamu gendhong langganan. Untuk kunir asem, biasanya ibu membuatkan sendiri untuk saya minum.Adajuga ramuan jamu godhogan yang kering, kita tinggal merebus sendiri .

Setelah mulai kuliah dan sampai sekarang tinggal di jogja, praktis saya jarang minum jamu-jamuan lagi. Paling kadang beli kunir asem itupun yang instan atau yang lembah UGM yang jual es kunir asem. Atau biasanya pas ibu saya dijogja, ibu membuatkan saya kunir asem. Oiya. Pas waktu menyusui saat saya dirumah ibu mertua juga dibelikan jamu yang disebut jamu uyup-uyup, jamu khusus untuk ibu menyusui.

Dan, beberapa waktu yang lalu, karena saya mencari obat tradisional untuk obat mbaknya anak saya yang jatuh dari motor, masuklah saya ke sebuah tempat yang didesain seperti rumah/warung makan, ada meja kursi, ada display produk ada serangkaian gentong berisi jamu. Tempat tersebut diberi nama Jamu Godhog. Jamu godhog ini terletak di jalan palagan, jogja.

 

Sebenarnya saya sudah sering lewat jalan depan situ. Cuman belum tertarik untuk masuk. Dan setelah lihat detail produk dan tanya, oh ternyata menjual jamu herbal, ada kunir asem, beras kencur, jamu nafsu makan, jamu pegel linu yang sudah siap minum. Selain yang sudah siap minum ada juga dalam bentuk kemasan kering yang bisa kita rebus sendiri di rumah atau diseduh sendiri di rumah. Untuk yang bisa diseduh sendiri ada bubuk kunir asem, kunir putih, beras kencur. Kunir putih ternyata banyak khasiatnya diantaranya mencegah kanker.

Untuk yang dalam bentuk bisa kita rebus ada jamu untuk maag, pegel linu, , masuk angin, asam urat, kembung, untuk kencing batu dan masih banyak lagi. Oiya ada juga jamu galian langsing hihihi

Ngelihat produknya wah ternyata alami, katanya diproduksi di daerah kalasan. Jadi tidak perlu khawatir akan adanya isu-isu yang katanya pedagang jamu keliling suka mencampur ramuan jamunya dengan obat-obat kimia kayak paracetamol.

Dan kemarin saya beli jamu pegel linu, kunir asem. Sama bubuk beras kencur. Pas minum kunir asem disana, anak saya yang berumur 2 tahun 8 bulan aja  ikut minum dan ternyata dia suka hihihi..gak nyangka aja. Dan sampai rumah dengan bangga dia cerita ke Ayahnya kalau habis minum jamu.

Pas kita kesana, ternyata lumayan ramai juga yang datang kesana. SIlih berganti. Menurut saya ini konsep baru sebuah rumah/warung makan  jamu, ada banyak kursi/sofa oranye dan meja yang terlihat nyaman untuk menikmati jamu, tempat parkirnya juga luas. Memang sih harganya lumayan lebih mahal daripada penjual jamu keliling, cuman rasanya lebih mantap dan alami.

Silahkan bagi yang dijogja atau ke jogja mungkin bisa jadi alternatif untuk menikmati jamu tradisional.

————–

Semakin jelas bukan … Asal dari penulis yang satu ini ???

So …

KARYA SIAPA INI ??

 

STOP PRESS
Ini adalah kiriman dari salah seorang Penulis Tamu
Dia adalah
ROHMITA TAMIM
Alias Omietha Bunda Affan
Alias BunAff
Seorang Karyawati, Ibu dari seorang Putra
Tinggal dan bekerja di Yogyakarta
Blognya adalah : LANGKAHKU … merajut mimpi

.

 

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

47 tanggapan untuk “karsini # 30 : JAMU GODHOG”

  1. Tiga hal, Om:

    1. Jamu… Saya tidak terlalu sering minum jamu, hanya sesekali kalau memang lagi membutuhkannya. Jamu gendong di Kweni masih cukup banyak saya temukan.

    2. Warung jamu.. Di Jogja lumayan banyak warung jamu godhog ini. Tapi, dengan penampilan menarik seperti yang diceritakan penulis Karsini diatas, menarik juga untuk dicoba.

    3. Sepertinya ini adalah tulisannya Mbak Anna Fardiana.. Benar gak Om (duh, kalau salah malu banget nih, masak sama blogger sekota gak kenal? Hehe… )

        1. eh iya.. sepertinya ini bukan tulisannya Mbak Anna..
          Tapi, siapa tahu mbak Anna lagi bikin jebakan kayak si Nique dan nechan Imelda tempo hari. Jadinya, tulisannya dibikin beda dengan ciri khasnya, haha… 😀

  2. *krik-krik-krik* saya engga ngikutin jadi engga tau siapa yang nulis..hahaha..yang past yang nulis orang yogya..dan bertempat tinggal di pulau jawa…huahahahahah

    Dulu waktu kecil saya juga sering minum jamu..tapi di sebuah tempat semacam kedai(kios?) tempat duduk nya tinggiiiiiii banget… rasa jamu nya mantap. saya engga tau apa nama jamu itu. maklum..itu sudah lama sekali…

    Jadi ingin minum jamu… 🙂

    salam hangat Om.. 😀

  3. Seperti biasa Om, saya tidak komen tentang siapa penulisnya, tapi saja hanya ingin mengatakan jamu yang saya suka adalah jamu beras kencur atau kunir asem itu. Terus yang terakhir yang manisnya (mungkin jahe dan gula jawa) …. 🙂

  4. dulu di tempat dhe juga ada penjual jamu godhog pake sepeda, tapi sekarang udah nggak ada lagi.. kapan2 kalo ke jogja mampir ah kesana.. hehe 😀

    dhe angkat tangan om en, kagak bisa nebak ini karsininya siapa..

  5. waah.. ga ikutan nebak deh om,, tapi ikutan ngomentari tulisannya aja yaa.
    kalau saya waktu kecil dulu,, minumnya beras kencur, beras kencur, beras kencur lagi,. itu karena saya ga tahan minum yang pait2..

  6. dulu waktu aku kecil sering minum beras kencur…kalo ditempat saya sampai sekarang masih banyak yang jual jamu gendong…..duo ina juga udah mulai minum jamu beras kencur…..pada doyan hehehhe….

    ngga bisa ikutan nebak om….kayaknya belum kenal heheh….

  7. bukan mbak Anna, dan gak mungkin Ais, siapa dong?? hahaa…
    kalo yang anaknya 2.8 bulan? siapa ya?? halah,,, gak tau aja sok2 mikir, haha..

    nyerah deh Oom… 🙂
    dapet jamu gak ya?

  8. Di kota saya, biasanya kios2 yang menjual jamu godhog ramai dikunjungi orang. Bahkan sampai antri segala. Namun saya tidak paham, apakah jamunya aseli buatan sendiri, atau pakai jamu kemasan.
    Hmm… tulisan siapa ya…?

    1. SODARA-SODARA SEKALIAN …
      Ini adalah kiriman dari salah seorang Penulis Tamu
      Dia adalah ROHMITA TAMIM
      Alias Omietha Bunda Affan
      Alias BunAff
      Seorang Karyawati, Ibu dari seorang Putra
      Tinggal dan bekerja di Yogyakarta
      Blognya adalah : LANGKAHKU … merajut mimpi

      Sepertinya hanya Kak Monda yang menjawab tepat …
      seharusnya kalau Titik Sutanti sempat datang membaca blog ini … sepertinya dia juga tau tulisan siapa ini …
      sebab … Titik dan Omietha satu kantor … !!!

      BunAff … terima kasih telah berkenan mengirim tulisannya ke tempat saya ya
      salam saya

  9. kalo di jl. palagan Jogja itu sih dari rumah saya cuma keluar dikit dan lurus ke utara 😀

    saya juga hobi minum jamu, apalagi jamu godhog yang beli di pasar 6000 rupiah trus direbus sendiri itu :mrgreen:

  10. Terimakasih banyak Om Nh..atas kesempatan jd karsini..tampil di Blog ini… Makasih untuk semua hal…banyak belajar dari Om Nh dan dari blog ini….

    Terima kasih untuk semua narablog yang sudah membaca dan menanggapi tulisan ini… hihihi *kemarin2 memantau saja komen2 yang muncul…..

    Pengalaman baru bagi saya…. sungguh senang dan berkesan…..

any comments sodara-sodara ?