KOPI MOTOR


Saya tidak tau sebutan aslinya.  Namun sebut saja namanya “Kopi Motor”, motor yang menjajakan kopi et.al. dkk.

Pernahkah anda melihatnya di pinggir jalan? Ada motor parkir, di boncengannya penuh rencengan saset kopi, kopi susu, jahe hangat, serbuk sari buah, serbuk minuman berenergi dan sebagainya.  Tak lupa di sisi kiri ada thermos es dan di sisi kanan ada thermos air panas. 

Bahkan di beberapa tempat, saya perhatikan ada juga yang melengkapi dagangannya dengan camilan roti, gorengan dan beberapa penganan keripik dalam  plastik.

Saya sering sekali melihat pemandangan tersebut.

Saya bekerja di kawasan Alam Sutera.  Saya sangat banyak menemui abang-abang yang bawa motor berboncengan rencengan kopi thermos dan kawan-kawannya itu.

Ini adalah solusi jitu, bagi sementara orang yang sangat membutuhkan keberadaannya.  Nikmatnya ngopi setelah lelah bekerja.  Di Alam Sutera ini banyak sekali proyek-proyek pembangunan gedung yang belum jadi.  Masih dalam tahap pengerjaan.  Abang tukang kopi motor ini sangat ditunggu oleh pekerja-pekerja bangunan yang ada di sana. 

Mengapa sangat ditunggu ?

Kalau boleh saya analisa, ini mungkin karena di kawasan Alam Sutera ini ada aturan tidak diperbolehkan membuka warung nasi, warung kopi dan yang sejenisnya secara sembarangan.  Pedagang ideran pun tidak boleh berjualan bebas di kawasan tersebut.  Jangan harap anda menemukan tukang ketoprak, tukang bubur, ataupun tukang lontong sayur ngider di sini.  Sehingga kopi motor ini boleh dibilang merupakan satu-satunya akses mereka, para pekerja itu untuk bisa sekedar meneguk satu dua sruput kopi saat beristirahat.

Dalam perkembangannya, ternyata target konsumen kopi motor ini bukan hanya abang-abang pekerja bangunan.  Pekerja kantoran pun juga merupakan pelanggan setia mereka.  Terutama pekerja kantoran perokok yang diharuskan keluar gedung jika ingin merokok.  Larangan merokok di lingkungan gedung ternyata membawa berkah tersendiri juga untuk pedagang kopi motor ini.

Inikan liar.  Ada upaya penertiban nggak Om ?

Sampai sejauh ini saya belum melihat upaya penertiban aparat keamanan setempat.  Mungkin keberadaan kopi motor ini masih dianggap wajar dan belum dianggap mengganggu, baik ketertiban maupun “pemandangan”.  Atau mungkin juga karena petugas security atau keamanan gedung juga merupakan pelanggan setia mereka ? 🙂

Saya bukan konsumen (tetap) mereka.  Namun menurut saya, selama mereka bisa menjaga kebersihan dan ketertiban rasanya sih keberadaan mereka masih sangat dibutuhkan oleh para pelanggannya.  Terutama para bapak-bapak pekerja di proyek bangunan seputaran kantor saya.

teh
(kopi diperankan oleh model)(bukan kopi yang sebenarnya)

.

BTW : Saya pernah melihat tayangan di sebuah TV swasta, yang menceritakan usaha serupa.  Namun mereka bukan menggunakan motor, tetapi sepeda, kopi sepeda.

.

Anda sering lihat kopi motor (atau mungkin kopi sepeda) ini?

Anda pelanggan setia mereka ?

.

Salam saya

om-trainer1.

.

.

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

23 tanggapan untuk “KOPI MOTOR”

    1. Kalau aku melihat sisi lainnya mas fahri, yaitu betapa manusia sebenarnya diberi akal yang super kreatif terutama dalam mencari rizki dan penghidupan, dari kopi motor, kopi sepeda bahkan adalagi “kopi truk?”. Jadi kalau sebagian orang mengaku sudah tak ada lagi lapangan pekerjaan maka menurutku hanya sekedar alasan instan untuk men-justifikasi kemalasan untuk bekerja dan akhirnya mengambil jalan pintas dgn meminta2.

  1. Di komplek saya suka ada, Om. Biasanya mangkal di pangkalan ojek. Kalau di kumpulan pedagang kaki lima belum pernah lihat. Mungkin karena sudah ada pedagang gerobak yang menjual dagangan sama.

    Saya sih belum pernah beli karena di komplek. Jadi mending ngopi langsung di rumah

  2. Wah, saya kudet, Om. Belum pernah lihat yang seperti ini. Sepakat dengan analisa Om NH, dan setuju, sejauh mereka bisa tertib dan mampu menjaga kebersihan, lanjut aja lah, saling menguntungkan antara penikmat (jiah, penikmat) dagangan mereka dan si pedagangnya.

    Jadi pengen nyobain kopi motor ah, etapi, di Bandung di mananya, ya? Belum pernah lihat juga. 🙂

  3. Saya sering lihat dan melewati tukang kopi motor ini (ada yang bapak-bapak dan ada yang ibu ibu) yang berjualan di salah satu mal dekat rumah saya. Kadang kalo melewati mereka, saya tergiur juga lho untuk turu dari mobil atau angkot. Tapi sampai sekarang belum kejadian 😀

  4. disini masih kecamatan, nggak ada kopi ideran begitu karena warung- warung masih bebas beroperasi. hehe.
    saya setuju Om, selama mereka menjaga kebersihan dan ketertiban ya boleh lah. 🙂

  5. Di Bogor juga ada Om, pakai motor kayak Tossa yang roda tiga gitu. Ya saya pikir kalau masih bisa jaga kebersihan dan ketertiban, jangan diusir. Cari duit halal kok dan simbiotik dengan karyawan setempat.

    Selain kopi motor, ada juga kopi sepeda dan kopi jalan karena orangnya jalan kaki nenteng termos. Hebatlah mereka ini. Saya suka ngopi tapi belum pernah mencicipi karena gelasnya pakai plastik gitu Om.

  6. Tempat saya ada om, hanya saja tidak tiap hari, pada ada kegiatan tertentu saja, seperti parade budaya begitu, selebihnya ngak terlihat. tapi bener juga tuh, mungkin petugasnya langganan juga om 🙂

  7. iya om, saya juga sering lihat kopi motor ini dimana mana, menurut saya sih ini juga solusi dari peningkatan ekonomi masyarakat, karena abang abang kopi motor malah dapat peluang untuk mendapatkan rezeki untuk anak istrinya, kalo ditertibkan sebetulnya saya agak kasihan dan kurang setuju, saya sendiri membutuhkan kopi motor ini, sebab kalo capek nyetir saya butuh kopi cepat dipinggir jalan, terutama jika berada di kawasan perkantoran. emang om bisanyanya nyobain kopi motor dimana di alam suteranya om? siapa tau kita ketemu hehehehe…

  8. di komplek rumah saya blm ada,,masih jarang di temukan,,karena banyak warung di pinggir jalan dan di depan kantor,,
    tapi jika ada nantinya sya setuju2 aja, namnya cari rizki bisa dimana aja asalkan halal dan tidak mengaganggu fasilitas umum,,

  9. Sering liat, Om. Cuma hati-hati sama gelasnya. Saya juga sering lihat, kalo pelanggan udah pergi, gelas (plastik) dikumpulin lagi trus dibilas dan dipake ulang. Emang, sih, kesiram aer panas pas nyeduh kopi. Tapi apa gak bahaya, ya, kalo gelas plastik kesiram air panas berkali-kali?

  10. Ini sama kayak jamu motor ya om. Pas tahun 1999 ada tetangga aku yg jualan jamu pake motor. Kayaknya udah paling keren gitu diantara bibi jamu yg masih pake gendong. Sekarang bibi bibi jamu udha pada bemotoran semua 😁

  11. wah, kalau di sini sudah pasti tidak bisa karena pasti “ditertibkan”. Lagipuladi setiap konbini (spt alfamart dsb) sudah ada mesin kopi dengan harga murah sih. Tapi…….. Coba ada yang anterin kopi Aceh atau Papua di sini, pasti aku jadi pelanggan 😀 (mimpi kaleee)

any comments sodara-sodara ?