(ah nulis mengenai Musik ah … )(keknya udah lama aku ndak nulis mengenai hal ini …)
Beberapa kali aku menyebutkan istilah ini dalam tulisanku. Ini adalah istilah karanganku sendiri untuk menggambarkan, betapa si Trainer ini mudah menangis jika mendengar beberapa lagu tertentu. Sensitif terhadap musik atau lagu tertentu.
Urat melow surelowku kontan tersentil ”mak cemengkring” ketika mendengarkan Lagu-lagu tertentu … apalagi jika didukung dengan situasi yang kondusif … i.e sedang sendirian … sepi … ditambah kualitas sound system yang jernih dan bagus … wah kontan tambah ”mbrebes mili” aku. (mbrebes mili means … nangis bombay …).
Ya aku bisa menangis … dengan berbagai macam alasan … Bisa karena lagu tersebut mengingatkan aku pada peristiwa-peristiwa tertentu, mengingatkanku pada orang-orang tertentu … atau as simple as … karena memang lagu itu indah sangat …
Aku pernah cerita di postingan terdahulu bahwa aku pernah menangis ketika mendengarkan ”I have a dream” dimainkan dengan indah oleh musik Angklung di saung Mang Udjo. Atau ketika mendengarkan ”Timang-timang anakku sayang” di restoran pulau Bidadari di suatu pagi yang cerah. Aku teringat masa-masa dulu waktu terkantuk-kantuk kelelahan tengah malam … bernyanyi menidurkan anakku yang masih bayi.
Ada beberapa lagu yang lain … Contohnya adalah … Lagu-lagu Islami di Albumnya Hadad Alwi dan Sulis … jika lagu itu diperdengarkan … kontan aku ingat Nenek, Almarhumah Ibu Mertuaku yang sangat aku sayangi. Ketika kami pulang kampung mudik ke Pariaman bersama Nenek tahun 2001 … Lagu itu terus diputar di sepanjang perjalanan … Jakarta – Pariaman, Sumatera Barat. Dan nenek selalu terkantuk-kantuk ketika mendengarkan Lagu-lagu itu diputar di Mobil kami. Dan ternyata itu adalah Perjalanan Pulang Kampung Terakhir bagi Beliau. (Ah Nenek … Nenek masih ingat lagu-lagu itu nggak Nek … waktu kita Pulang Rayo dulu … Lai takana Nek ?).
Mmm … jangan salah sangka … musical sensitivity itu tidak selalu sedih or melow surelow lho ya … Kita bisa juga menangis karena rasa bangga, rindu, syukur, kagum, indah dan sebagainya … yang terpicu oleh kehadiran lagu atau musik-musik tersebut
Ada banyak lagi lagu-lagu yang bisa menyentil ”Musical Sensitivity” ku. Tapi kalau mau diceritakan semua … nanti malah panjang lebar ndak keruan … dan aku akan ber bombay ria … (… sungguh tidak pantas bukan …??)(Trainer kok cengeng …)
You know what ?, lagu dangdut pun kadang bisa membuat Aku menangis lho.
Pernah aku menangis hanya karena mendengar lagunya Bang Haji Rhoma Irama berjudul … ”Syahdu”. Dan sumpah … aku tidak mempunyai memory apa-apa mengenai lagu ini … tidak mereffer kepada kenangan apapun … tidak dengan siapapun !!!. Tapi entah mengapa … aku kok bisa nangis mendengar lagu itu. (Dan anda mungkin tidak percaya bahwa waktu itu aku hanya mendengar Lagu itu lamat-lamat diputar dari Speaker Toa, pada sebuah kondangan kawinan di kampung sebelah …). (Aneh bukan ?)
(Trainer Pasrah … silahkan kalau para pembaca mau mentertawakan ke-cengengan-ku ini) (Silahkaaaannnn …)(Aku memang orang yang halus perasaannya kok …, mau gimana lagi coba)
(Cuiihhh … dzig … gubrak … plung)
And that’s what I call … Musical Sensitivity …
(What about You ??? Bagaimana dengan … Indonesia Pusaka, Desaku, Hymne Guru, Kasih Ibu, Cavatina, Sajadah Panjang, Sholawat, O Holy Night dsb … ???)(In some cases … Indonesia Raya juga bisa lho …). (Lihat saja para Atlit kita ketika berdiri dipodium dengan medali emasnya )
Bagi teman-teman yang (pernah) lama tinggal di Luar Negeri pun … sepertinya sekali sekala pasti akan terharu jika mendengar lagu-lagu Indonesia diputar di negeri orang …
Bukan begitu … EM, Mbak Yulism, Indira, Ven, Unidede, Pak AminMath, Uni Marshmellow, Pak Oemar, Juliach dan teman teman lain ???
.
.
.
yang pasti musik membawa saya travel to time Opa…
Indonesia Pusaka!! pasti….
tempat berlindung di hari tua
sampai akhir menutup mata………..( hopefully )
Lagu ini pertama kali membuatku menangis waktu kami sekeluarga harus tercerai berai. Orang tua di LN, saya dan adik2 di jkt, th 1988…. dan sejak itu… pasti mewek lah dengar lagu ini.
(but… “I cant smile without you” juga sempat membuatku menangis kok hiihihi)
EM
Bila kamuuu, di sisikuuu, hati rasaaaa…syahduuuu..
(yang itu kan Om lagunya!?!?!)
Bwuahuahuahua..sama dehhhh..papaku juga suka dengerin lagu itu! jiakakakakka…
Eniwei om…
kira kira 10 tahun yang lalu, ada sebuah maskapai penerbangan yang bikin iklan dengan lagu Indonesia pusaka.
disitu lagu Indonesia pusaka dinyanyikan oleh seorang anak lelaki yang mukanya Indonesia banget.
Setiap kali melihat iklan tersebut, aku terharu om.
Sekarang masih ada kalo aku lihat di You tube, sekarang melihatnya malah tambah terharu…hehehe…
Tossh ah.om…kita sama sama cengeng kalo dengerin lagu tertentu:)
Expresi dari “musical sensitivity” itu apa harus dengan nangis Om?
Kalau saya susah buat nangis karena musik tapi ada musik yg sukses bikin aku nangis, i.e.: musik klasik di Nodame Cantabile.
Emang om..kalau denger lagu yang pas lagi mewakili perasaan , jadi gampang nangis.
lagu qasidah “ibu” yang bikin aku terharu sama lagunya opick yang judulnya “rindu” om. hiks…hiks…ternyata menjadi ibu tidak gampang……..
yang pernah bikin saya nangis adalah lagunya dari Group Band Bayou ada dialbum eprtama, saat itu saya ga tahan dengernya…..sayange nyari lagu itu sekarang susah setengah mati
Musical Sensitivity. Rasanya itu ungkapan yang tepat.
Setiap kita mendengarkan musik di mana terdapat relasi nilai di antara keduanya (entah karena apa pun itu), pasti urat sensitif kita bisa tiba-tiba ‘mak cemengkring’.
Sulit bagiku menuliskan tembang atau musik apa saja serta milik siapa saja yang mampu membuatku ‘mak cemengkring’ tadi. Terlalu personal. Hehehe. Tapi banyak sekali. Sangat banyak.
Gara-gara ‘mak cemengkring’ itulah, Om, jadi mbrebes mili… 😀
Om Trainer,
Kalo aku ‘merinding’ (tapi bukan nangis..;-p) tiap kali denger lagu “Gugur bunga” yang dulu selalu dinyanyiin dibagian akhir pelem G30SPKI jaman Eyang Harto. Pilu ngedengernya… Coba deh dinyanyiin sambil bersenandung, pasti langsung berkaca-kaca…
…….
Betapa Hatiku takkan pilu
Telah gugur, Pahlawanku
…….
Hiii… so musically sensitive 🙂
oot dulu nih pak…
ternyata dirimu urang sumando kami ya, hehehe… baru tahu diriku… 🙂
saya selalu merinding disco setiap kali mendengar lagu “you raise me up”, bikin perasaan gimanaaaa gitu… lagu ini sering saya jadikan sebagai penutup dalam beberapa kesempatan training motivasi (aha…jadi punya ide buat bikin postingan, hehehe…)
you raise me up
so I can stand on mountains
you raise me up
to walk on stormy seas
you raise me up
the more than i can be…
pak, lagu itu saya tujukan buat bapak…
salam saya
VZ
haha! kironyo dunsanak, iah? udah ketauan deh dari gentengnya. orang minang kan terkenal cantik dan tampan. ahuhuhu…
iya nih, om. yang pasti sewaktu menyanyikan lagu indonesia raya saat upacara proklamasi di wisma indonesia, saya merinding abis, sampe mata terharu berkaca-kaca dan suara pun bergetar. waktu itu rasanya sudah lama banget lagu kebangsaan itu nggak pernah saya senandungkan.
lagu-lagu lainnya sih pasti ada, terutama “yesterday once more” yang saya sudah dengarkan sejak SD (sampe-sampe dulu saya dikatain jadul alias old fashioned oleh teman-teman). walaupun bukan harus membuat mellow, tapi selalu membawa sensasi tersendiri saat menikmatinya. dan tiap lagu khusus memang membawa emosi tersendiri ya, om?
eh, iya nih. om nh emang cemen! hihi! *digampar pake kulkas empat pintu*
sama. Saya juga gampang tersentuh kalo denger lagu melow.
Iya Om bener banget..
apalagi klo denger lagu berbahasa Minang bisa2 nangis darah *lebay* saking mellow nya..
*Takana jo kampuang… *
Sama dengan uni marshmallow, tahun kemaren jadi merinding dan berkaca2 pas denger lagu Indonesia Raya dan Indonesia Pusaka dinyanyikan pas 17an di Konjen.
Tapi aku lebih sering melow karena film daripada lagu om
inget waktu perpisahan Mr. Mike, PM di project mo balik ke US..
para ladies di kantor bersama2 menyanyikan “I Have a Dream”
huhuhuhu…sedih…sampe2 Mr. Mike matanya berkaca-kaca
musik…….
kalau saya emang cengeng kang, kadang shalat aja nangis saya …
Indonesia Raya lumayanlah, om, bikin agak mrinding kalau pas ada tim Indonesia yang dapat penghargaan int’l
pingin juga sesekali mbrebes mili kalo dengar lagu2 yang beat-nya kenceng tp liriknya bagus
sayangnya selalu gagal (dance)
hehe.. jadi inget waktu saya masih ‘nyasar’ di negeri tirai bambu..
sekali2nya denger lagu indonesia dimaenin, adalah pas mau pulang.. di bandara,, ada orang indonesia juga masang lagunya dewa – kangen jadi ringtone..
bener2,, rasa kangen bertambah sangat.. 😛
lagu ‘syukur’ n ‘indonesia pusaka’, masih tetep merinding dengernya…
padahal kan aku masih di Indonesia, kalo dah di negeri orang kayak emi chan pasti aku udah nangis bombay kayak om nh deh
Sensitivitas Bos NH ini memang luar biasa.
Kalau aku nggak gitu-gitu amat.
Rasanya belum pernah nangis gara2 lagu, tapi kalau ada kejadian sedih seperti pertemuan anak dan ibunya yang telah lama hilang di Termehek2, aku bisa menangis.
Btw, lagu Syahdu dari Bang Haji itu emang asyik dan abadi…
Buktinya ring back tone-nye cukup laris tuh…
Hidup Bang Oma…
Mendengar musik tertentu selalu membuat hati tergetar, pak…
Sekarang ini malah gak bosen2nya denger We Will Not Go Down-nya Micheal Heart…
Apa sensitivity saya udah berkurang ya terhadap musik? Dulu, bila mendengarkan lagu-lagu tertentu terus jadi mengingat kenangan masa lalu….tapi makin lama, masih terasa sih, tapi nggak sendu lagi seperti dulu….terus jadi nglangut…..
Hanya lagu “Biru” yg bikin cengeng … tapi aku paling suka “Aku melangkah lagi”, “Antara anyer dan Jakarta” … sering aku bernyanyi koq buat ngilangi kangen …
Ternyata nggak cuma saya to Om….(ada temennya nih). Dulu suka malu, mosok lanang gembeng. Tapi skrg nggak tuh…kalau ada alasan tuk terharu…kenapa mesti malu…ya kan Om. Kalo soal lagu karena gini2 saya mantan anggota Paduan suara mahasiswa (coba narsis dah…) jadi semua lagu…apapun kalo nyanyinya..ngehhh dan kena’… pasti jakun naik turun antara mau nangis dan merinding.
Beberepa lagu emang suka bikin aku nangis. Entah itu karena da kenagna di dalamnya, atau lagi ssesuai dengan kondisi yang suka drop karena berbagai masalah pelik dalam hidup *caelah.. bahasanya, hihi*
I cried when listening Graduation-nya Vit C,, huhuhu kalo inget jadi mo nangis lagi…
Komennya ketinggalan nih …
Pertama kali upacara 17 Agustus di LN tahun 1989 dengan teman2 PPI pas menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya rasanya ‘merinding’ dan akhirnya membuat kami semua terharu.
Himne Guru juga begitu, terutama karena mengingat betapa berjasanya guru-guru saya, sementara saya sendiri juga merasa sebagai guru juga. Saya kenal penciptanya (dulu tetanggaan di Madiun), jadi komplit dah …
Iya, pak…
Song For Palestine itu…
Aransemennya ciamik bener..
aiih om so sweet…
Kalo pengalaman aku waktu acara Internationa Night di Australia, kami orang Indonesia nyanyi lagu Kebyar kebyar iihh bikin merinding om 🙂
indonesia pusaka om….hadooohhh ga tahan kalo dah denger….berasa langsung pengen ke bandara aja dan pulaaaaaanggggg….huhuhuhu
“Ahaiii Nurlela sukanya berlagu mambo chacha…..”
pernah dengar lagu itu gak, Om? Skarang tak jadiin ring tone ku he…he… juadul baungets!
Kalo saya, tergantung siapa dan bagaimana menyanyikannya.
Kalo misalnya lagu indonesia pusaka dinyanyikan trio macan sambil goyang-goyang gak karuan gak banget ya pak…