PERINTAH DAN LARANGAN


.

Hari Jum’at beberapa minggu lalu …
Trainer sholat Jum’at di suatu masjid, dekat salah satu Kantor Cabang kami di Jakarta Timur.  Yang khotbah saat itu adalah seorang Ustad muda usia.  Saya tidak mencatat namanya … namun saya terkesan sekali isi khotbahnya …  Kalimatnya runtut tanpa menggurui … membuat kita merenung.

Ada beberapa hal yang dia bahas saat itu.  Yang menancap sekali di hati saya waktu itu adalah tentang …
Perintah dan Larangan ALLAH …

Perintah untuk MELAKUKAN dan Perintah untuk TIDAK MELAKUKAN …

Secara retorik Uztad tersebut bertanya kepada Jamaah …
“Yang mana yang paling mudah dilakukan … Melakukan Perintah NYA atau Menjauhi Larangan NYA ?”

Dan Beliau pun melanjutkan kalimatnya … (kurang lebih berbunyi seperti ini )
… Seharusnya yang lebih mudah adalah menaati perintah LARANGAN …
Karena … kita umat NYA ini … justru diminta untuk TIDAK melakukannya …
Tidak perlu effort … tidak perlu usaha … tidak perlu capek-capek berbuat … tidak perlu melakukannya … diam saja.

Bandingkan dengan PERINTAH untuk melakukan sesuatu …
Untuk melakukan sesuatu, kita perlu usaha … perlu effort … perlu daya upaya untuk melakukannya …

Seharusnya MELAKUKAN PERINTAH lebih sulit bukan dari pada MENJAUHI LARANGANNYA …?

Contoh simplenya … (ini contoh dari saya sendiri)
Perintah untuk bersedekah … dan …
Larangan untuk Berkata Bohong … (Perintah untuk TIDAK berkata Bohong …)

Tetapi mengapa justru … dibanyak situasi … yang terjadi adalah … MENJAUHI LARANGAN atau PERINTAH UNTUK TIDAK MELAKUKAN … justru relatif lebih sering dilanggar … ?
Bersedekah relatif lebih mudah kita lakukan dari pada TIDAK berkata bohong …

Saya tertegun …
Benar juga ya …
Mengapa kita sulit mengikuti PERINTAH UNTUK TIDAK MELAKUKAN … ?
Padahal ini seharusnya mudah saja … tanpa effort … tidak ada usaha … tidak perlu melakukan apa – apa bukan … ?

Manusia memang suka semaunya sendiri …

Petuah dari Ustad muda itu simpel sangat … tetapi telak menghujam ke lubuk hati …
Membuat kita untuk selalu mawas diri …
Menjauhi larangan-Nya
Melakukan perintah-Nya

 

.

(sebuah perenungan untuk diri sendiri …)

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

24 tanggapan untuk “PERINTAH DAN LARANGAN”

  1. Makasih sudah membaginya pada kami om…
    Kalo saya kadang sulit melakukan keduanya.. Ah.. Memang kadar iman saya masih tipis… 😦

    Gudnait om…

  2. Logika sederhana yang dikemukan si ustaz muda, ya, pak…
    Jadi ikutan tersadar juga….banyak sekali diri ini melakukan apa yang sebenarnya TIDAK boleh dilakukan….

    Terima kasih atas sharingnya, pak… ^_^

  3. karena orang biasanya susah untuk menahan/mengontrol diri.

    menjauhi larangan atau perintah untuk tidak melakukan sesuatu itu kan berarti harus punya pengendalian diri. mengendalikan diri dari hasrat untuk melakukan sesuatu yang gak baik.

  4. pasti ada aja yg berdalih “ya emang itulah sifatnya manusia, makin dilarang malah makin penasaran…..”

    ah, tapi giliran ga dilarang malah kesempetan bebas merdeka idup tanpa aturan…. iya nggak om?

  5. ada beberapa hal yang sangat mudah dilakukan dalam konteks menjauhi larangannya misal
    menjauhi judi, menjauhi minuman keras, menjauhi berbohong, menjauhi korupsi
    tapi kadang ada pula yang sulit

    dan yang sulit-sulit itu bagi yang lemah biasanya tak kuasa menjauhkannya dari larangan
    dan kelemahan memang milik manusia

    salam saya pah

  6. thanks.. udah share ini Om..
    mengingatkan saya..
    huff.. ternyata yang kebangetan itu emang manusia kok 😦 diperintahkan untuk tidak berbuat yang merugikan diri sendiri aja kok susah…

  7. salah satu ujian kite disitu kek… ujian untuk menuruti Allah atau mengikuti godaan syetan…

    mmm… manusia, memang bener-bener temoatnya salah dan lupa…astaghfirullahaladzim wa atubu ilaih

  8. manusia dibekali rasa ingin tahu yang sangat besar, om
    biasanya, kita lebih ingin melakukan apa yang dilarang, ketimbang apa yang disuruh. selalu ada pertanyaan di hati ketika ada sesuatu yang dilarang, ada rasa ingin tahu dan kemudian mencoba untuk melakukannya.

    maka, ketika ada sebuah larangan disampaikan, alasan yang rasional pun harus disertakan. sehingga, rasa “penasaran” tidak menghantui kita. sesungguhnya yang berat bukan menjauhi larangan, tapi menaklukkan rasa penasaran… 🙂

  9. Benar Oom, Tuhan itu tidak mau menyusahkan kita kok. Sebagai contoh : Perintah untuk makan makanan haram itu kan baik bagi kesehatan badan dan pikiran serta kesehatan dompet, toh masih banyak yang melanggarnya. Akibatnya ya menderita sendiri, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

    Misalnya minum-minuman keras, akibat dari minum barang haram itu kita bisa berbuat macam-macam yang malahan bisa menambah kemaksiatan baru atau kemudaratan yang lain misalnya membunuh,dll. Mending minum es teh atau teh hangat, murah dan segar.

    Semoga kita dapat melakukan apa yang diperintahkan dan menjauhi semua yang dilarang-NYA. Buka untuk Tuhan tetapi untuk kita sendiri, namun tetap sebagai wujud penghambaan kita kepada-NYA.

    Salam hangat dari Jombang

any comments sodara-sodara ?