PEJUANG DEVISA


 

Pekerjaanku mengharuskan aku sering melakukan perjalanan dinas.  Tujuan yang paling sering adalah ke Surabaya.  Aku selalu mengambil Penerbangan yang paling pagi.  Waktu berangkat dari Jakarta maupun Pulang dari Surabaya.  Jam 6 pagi.  Alasannya ? … Penerbangan Garuda jarang yang delay pada jadwal first flight pagi tersebut.

 

Yang ingin aku ceritakan adalah pengalaman yang selalu terjadi jika aku pulang dari Surabaya ke Jakarta.  Jam 6 pagi pesawat biasanya full.  Dan selalu saja sebagian dari penumpang adalah rombongan para TKW yang akan berangkat ke Hongkong.  Rupanya pesawat Garuda ini akan di-conecting-kan di Cengkareng, dengan pesawat yang tujuan ke Hongkong – China atau Taiwan.

 

Jadi begitulah … seringkali aku duduk bersebelahan dengan para PEJUANG DEVISA itu.  Banyak ragam tingkah polahnya.  Ada yang diam tegang, karena mungkin baru pertamakali kerja jadi TKI.  Ada pula yang menangis, mungkin teringat keluarga yang ditinggalkan.  Tapi ada yang show off berdandan bak ABG metropolis yang modis.  Menenteng HP dan MP3 player.  Tidak jarang dari mereka nelfon ngoceh bahasa Inggris dan Mandarin dengan fasihnya (dengan aksen Jawa tentu)  … ah gaya sangat.  Mungkin mereka sedang berbicara dengan agennya atau majikannya di negeri sana.  Ada yang membaca surat kontrak kerjanya.  Kalau aku lihat rata-rata yang bekerja di Hongkong atau Taiwan ini mempunyai nasib yang (terlihat) lebih baik jika dibandingkan mereka yang ke Timur Tengah atau ke negri Jiran.

 

Aroma mereka juga beragam … dari aroma deodoran, aroma parfum yang wangi sampai dengan aroma Minyak Gosok.  Banyak pula yang beraroma “natural” seperti aroma “bawang putih dicampur cuka”.  (Kalo aroma wangi itu pasti yang sudah pengalaman, sedangkan kalau yang beraroma “natural” dan “balsem” itu sepertinya baru pertama kali berangkat …).

 

Yang jelas aku kagum pada mereka … diwajah mereka tergambar raut tekad keras untuk mencari penghidupan yang lebih baik untuk keluarga … memperbaiki nasib … 

Kadang Aku juga menyempatkan untuk berbincang-bincang dengan mereka.

Dan pembicaraan selalu aku mulai dari tiga pertanyaan standart … yaitu …

“Mau berangkat kerja lagi ke Hongkong ya Mbak ???” (jika jawabannya “YA” maka aku teruskan jurus yang kedua dan ketiga …)

Wah asik ya … tiap week end pasti kumpul-kumpul di Victoria Park …”

“Pernah Sholat di Masjid Kow Loon nggak mbak ??”

Biasanya kalimat kedua dan ketiga ini ampuh … bisa membuat mereka nyerocos menceritakan pengalaman mereka bekerja di negeri MRT tersebut dengan semangat dan mata berbinar-binar bangga … !!!.

 

Semoga mereka bisa menjaga diri disana …

Semoga cita-cita mereka untuk memperbaiki nasib keluarga bisa tercapai …

 

Trainer mendoakan mereka … Para PEJUANG DEVISA …

 

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

9 tanggapan untuk “PEJUANG DEVISA”

  1. kata temen saya yang kerjanya ngurusin TKW; ada ciri2 tertentu yang mudah ditebak:
    1. Kalo dandanannya udah yang modis; petantang petenteng dengan HP dan MP4-nya… itu TKW yang udah pernah datang ke Hongkong dan mungkin abis pulkam
    2. Kalo masih yang belum kesentuh modernisasi; biasanya baru berangkat — apalagi yang pake nangis segala ya Om..
    Tapi ini sih ga tentu juga, tergantung karakter.
    Kalo saya yang jadi TKW, pasti berangkat pertama kali udah yang modis gituh.. wekekeke.. Narsis…
    *kemana aja Om? Kangen nih… 😀 *

  2. Kalo jenglala TKWnya ngga ke HK, ke Jepang di rumah saya ajah. Jadi Oshin yahhh. Nanti makan bakmi dingin tiap hari…hehehe.

    Sayangnya Pejuang Deviza ini sering mendapat perlakuan yang tidak adil. Baik oleh nyamuk-nyamuk bandara, atau nyamuk-nyamuk asing. Semoga mereka bawa Baygon yang ampuh, atau bawa minyak gosok yang ampuh untuk mengobati luka gigitan. Semoga…..

  3. TKW yang ke Hongkong atau Taiwan katanya lebih baik ya Bos dibanding dengan yang ke Arab Saudi?
    Ternyata kejahiliyahan Arab masih lebih berpengaruh daripada kelemahlembutan Islam yang dibawa Nabi Muhammad.
    Terkadang malu juga kita melihat citra Islam yang hancur lebur oleh mereka.

  4. aaiiihh…

    om trainer emang paling pinter membuat orang banyak bercerita..
    ilmu trainer, y om?

    btw, jadi inget dulu waktu transit mo k bengkulu, di boarding room kenalan ma mba2 TKI dari hongkong yang mo pulkam. bawaannya buanyyaaaakkk!!
    katanya pulang 2 minggu, mo nikah.. pulangnya juga sekali setahun…

    masya Allah, perjuangan para pejuang devisa ini emang TOP ya?!

  5. Di NTB ini termasuk penghasil TKW terbanyak…
    Di airport selalu penuh orang yang ngantar… rata-rata dari jauh…
    Jadinya kadang sampe nginep… kasihan…
    Terkadang yang diantar pulang hanya nama atau tubuh yang sudah kaku…

  6. kapan ya the chess, di kontrak di Eropa sana atau minimal di jepang lah, ketemu Naruto dengan shurikennya, hehehehe

    salut buat para TKI kita, tanpa mereka devisa is nothing

  7. wow,,,ternyata perasaan kita sama ya pak…Melas tenan mereka itu…
    maka ..kedepan semoga Indonesia makin menawarkan lapangan kerja yang cukup,sehingga mereka bisa bekerja di Indonesia dan hidup layak.
    Btw…posting ini ditulis ketika saya belum NGeblog pak…baru Agustus 2008,,,he..he..

any comments sodara-sodara ?