.
Masih ingat mata pelajaran kita waktu di SD … ?
Jaman saya SD dulu, ada satu pelajaran yang bernama PRAKARYA.
Pelajaran PRAKARYA adalah semacam pelajaran untuk membuat kerajinan tangan sederhana. Saya tidak tau apakah anak-anak SD sekarang diajarkan mata pelajaran seperti ini atau tidak. Setau saya … Anak saya yang SD … satu dua kali pernah mengerjakan Prakarya, tugas dari sekolahnya.
Menurut pendapat saya … pelajaran ini sangat mengasikkan. Apalagi jika gurunya kreatif. Guru yang kreatif selalu bisa mengajak anak-anak muridnya untuk berkreasi membuat kerajinan tangan dari bahan dan alat-alat yang sederhana. Bahan-bahan murah meriah bahkan bahan-bahan bekas pakai.
Waktu saya di SD itu … tidak jarang untuk membuat satu jenis benda PRAKARYA dibutuhkan waktu yang lumayan lama. Tidak cukup dengan satu – dua jam mata pelajaran saja. Perlu satu dua minggu untuk menyelesaikannya. Sehingga pada minggu pertama … kita membawa bahan dan alat untuk mengerjakannya. Hari itu biasanya pekerjaan belum selesai. Jika jam pelajaran PRAKARYA sudah habis maka para siswa diminta untuk mengumpulkan barang yang setengah jadi itu, kepada Bapak/Ibu Guru. Untuk disimpan sementara di Gudang Sekolah. Minggu depan … pekerjaan tersebut akan dilanjutkan kembali … demikian seterusnya.
Dengan sistim seperti itu … maka para siswa tidak akan bisa berbuat curang … misalnya dengan minta dibuatkan oleh Orang Tuanya, Pak Bon, Pembantu atau Sopirnya di rumah. Karena pekerjaan tidak dibawa pulang. Semua pekerjaan harus dibuat di sekolah. Ini sekaligus mendidik kita untuk selalu mengedepankan kejujuran. Bangga dengan hasil karya sendiri … tanpa bantuan dari siapapun. Apapun hasilnya … tidak menjadi masalah … yang penting karya sendiri.
Saya masih ingat sekali … salah satu PRAKARYA yang diajarkan oleh guru SD saya adalah membuat hiasan dinding vas bunga dari Bambu dan Kaleng Susu bekas. (seingat saya … ini dibuat selama dua minggu). (Dua jam pelajaran pada minggu pertama … dan dua jam pelajaran pada minggu berikutnya). Alatnya pun sederhana … hanya gergaji, palu, paku, amplas, kuas, vernis dan cat saja. Vernis, Cat dan paku bisa patungan belinya … sehingga bisa dipakai bersama – sama. (Ya disini terkandung pula pelajaran bagaimana cara bekerja sama yang baik antar sesama teman)
Kurang lebih beginilah bentuk Hiasan Dinding Vas Bunga tersebut …
Mengerjakannya pun tidak melulu di dalam kelas … waktu itu kita dibebaskan oleh guru untuk mengerjakannya di teras luar kelas … atau di halaman sekolah … di bawah pohon rindang. Bisa sambil nyanyi-nyanyi … bisa sambil bercanda … menyenangkan sekali …
Aaahhh indahnya pelajaran PRAKARYA …
Masih adakah pelajaran ini di Sekolah ???
Salam saya
.
Satu lagi PRAKARYA yang saya masih ingat, dulu pernah diajarkan oleh Guru SD saya …
Yaitu membuat PETA … dari Bubur Kertas Koran dicampur Lem Kanji …
Wuaahh itu baunya lumayan tuh …
Tapi … tetap saja … menyenangkan sekali mengerjakannya … !!!
Ada yang pernah mengerjakan Prakarya membuat Peta ini ?
.
.
pertamax gak niiiiih???
*emak emak yang gak punya jiwa seni sama sekali bingung jawabnya*
*secara, dulu kalo prakarya tukang dibikinin orang lain*
*akhirnya memutuskan untuk komen jaim ajah*
Nice posting nih Om…hihihi…
Prakarya mengasyikkan? Oh noooo!
Dulu kalau ada tugas bikin aneh-aneh gitu, ibuku atau mbakku yang bikin lalala.
Tugas akhir ngelukis pun dibikinin temenku wkwk 😀 😀
waahh inget aku pernah.buat keset dari kain bekas sisa om.. terus buat bingkai foto dan pernah juga buat bunga2 hias gitu.. dan aku lumayan jago loh klo buat beginian mah 😀
wah..tadi saya baru mau bilang: “pernah bikin peta pakai bubur kertas yg dicampur lem kanji, Om!”, ternyata udah ada di biru2.. 🙂
Dulu bikinnya guedhe, jadi dibikin bareng2 satu kelas. Selain dengan kertas kalo gk salah juga dengan grajen (bubuk kayu sisa gergajian). Tentu saja menyenangkan. Entah masih ada atau tidak peta yang kami buat dulu, secara sudah +/-18 tahun yg lalu..
memang senang dulu kalau lagi pelajaran prakarya.. kayak refreshing disekolah. wah ternyata saya juga pernah ngalamin prakarya yang tidak dibawah pulang. oh ternyata itu toh pemikiran dibelakangnya, dulu sih manut aja..
Kalau prakarya japan sekarang rasanya yang bisa langsung dibuat di sekolah. Anak2 pernah buat nugget, mama tinggal nyicip hasilnya aja.
aku gak pernah bikin prakarya dari bubur kertas itu.
yang keinget adalah bikin vas bunga dari tanah liat.
bikin piyama (pelajaran menjahit) selama 1 semester penuh.
praktek memasak aku paling suka,
dari SD sampe SMA selalu ada kegiatan ini.
tapi bikin vas bunga-nya tidak pakai aksi ala film “Ghost” kan bundo…?
*dipelototin Ngai*
Kalau gak salah, nama pelajarannya sekarang adalah SBK (seni, budaya dan keterampilan). Anak-anak lumayan suka dengan pelajaran ini. Gak banyak mikir, katanya.. 🙂
Zaman dulu, saya pernah bikin kemoceng dari tali rapia. Karena saking semangatnya sewaktu menghaluskan, saya alaskan ke paha. Akibatnya, setelah selesai, celana sekolah saya rusak berat..
Kalau bikin peta dari bubur kertas, saya belum pernah Om..
Tapi, kalau boneka dari bubur kertas dicampur serbuk kayu, itu yang saya jual sekarang di mainanbocah.com, hahaha… 😀
*naluri pedagang*
**selalu melihat peluang**
***tapi ini gak pake permintaan kunjungan balik***
Makasih gan…. hayyyah…
kalau di SD saya dulu bukan prakarya nama pelajaran nya tapi kerajinan tangan !
cara pembelajarannya pun sama seperti itu membuat karya seni buatan sendiri.. memang sangat asyik pelajaran yang satu ini karna belajar sambil bermain !
like artikel om … 🙂
Dengan prakarya mewujudkan imajinasi melalui ketrampilan. Dhimas mohon ijin mengadopsi ‘anyaman’ dari sini tuk keperluan simulasi menyusun pola fikir berdasarkan manajemen informasi. Trimakasih, salam
Mohon maaf, komen sebelumnya lupa SOPnya sehingga masuk cekal moderasi. Salam
peta dari bubur koran? Pernah dong…
pernah juga buat gua natal dengan bahan yang sama + kerangka kawat dan kantong semen 😀 >>ini kerjaan kelompok sih
pernah buat keset, kerajinan dari bekas batang es, kemoceng dll deh… Prakarya termasuk pelajaran yang aku suka. Cuma di tempatku setelah kelas 4 ada pembagian prakarya perempuan dan lelaki. Padahal pengen banget tuh pake gergaji dan paku 😀
saya dulu sering dapat nilai bagus saat ada pelajaran prakarya.. soale dibikinin ibu hihihi. Sulit sih om bikin prakarya macam merenda, lah itu kan pelajarane murid cewek
Keknya sekarang masih ada, Om.
Saya lihat keponakan saya kadang beli benang, kain atau peralatan lain.
Kalau waktu saya sekolah dulu belum pernah bikin peta pake bubur kertas seperti itu. Pas SMP dapat pelajaran jahit-menjahit, sulam-menyulam. Saya lupa, apakah dulu teman2 yang laki2 juga dapat tugas yang sama 😀
Waktu saya di SR_Sekolah Rakyat ( Setelah kelas 6 baru namanya diganti SD) namanya bukan prakarya tetapi Pekerjaan Tangan. jenis pekerjaan tangan yang kami buat kayaknya kok seragam antara lain : burung yang bisa ditiup, asbak, blimbing, semuanya dari tanah liat yang kami ambil dari sawah di sebelah sekolah.
Lalu ketika di sawah tersebut ditanamai rami (rosela), kami bisa membuat kurungan burung, kemucing dari tali rami yang dikasih sumbo (pewarna)
Saya mulai mengenal istilah prakarya ketika di SMP, harus membuat macam2 misalnya kotak sampah, topeng, dll
Salam mhangat dari Surabaya
salam kenal om.. kunjungan perdana nih.. Sebetulnya skrg masih ada, namanya SBK.. Asik juga sih keliatannya.. Tp sayangnya kenapa hrs di satuin sm seni & budaya, jadinya kan lebih sdkt waktu belajarnya.. Gak kayak wkt sy sklh dulu, seni musik & prakarya di pisah jadinya waktu seneng2nya lebih banyak 🙂
nah, kalau sekarang kurikulum 2013, di pisah lagi deh Prakarya dengan Seni Budaya dipisah 🙂
belum baca postingan..
cuma mau comment
postingan tentang gigi yang patahnya mana inyiak 😀
Ah elu tau aja Put …
Believe it or not … Ini baru gua konsep nih …
You know me Put … You know me so well !!!
hahahaha
ha….ha….ha…..ha….ha..
emang gig seri jumlanya ada berapa buah inyiakk
kalau semuanya patah..
lah paslu semua itu,,,
#dan kemudian hening
Hahahaha …
NO COMMENT …
BTW …
Postingan yang kamu sebut-sebut tadi … udah aku tayangkan tuh …
qiqiqi
*trainer jongkok … merenungi nasib*
inon ada di bagian ini
Dengan sistim seperti itu … maka para siswa tidak akan bisa berbuat curang … misalnya dengan minta dibuatkan oleh Orang Tuanya, Pak Bon, Pembantu atau Sopirnya di rumah. Karena pekerjaan tidak dibawa pulang. Semua pekerjaan harus dibuat di sekolah. Ini sekaligus mendidik kita untuk selalu mengedepankan kejujuran. Bangga dengan hasil karya sendiri … tanpa bantuan dari siapapun. Apapun hasilnya … tidak menjadi masalah … yang penting karya sendiri.
ha….ha…ha..h a jadi punya ide buat postingan 1000 kata..
Karena SD saya di desa, maka Prakaryanya juga nggak seperti dikota.
Ada beberapa yg saya ingat, antara lain membuat kipas dari anyaman bambu.
Mulai dari bambu glondong, dipecah dan diraut tipis2, diwarnai sampai menganyam dan memberi pegangan semua dikerjakan sendiri.
Lalu juga membuat tongkat (teken). Kebetulan didesa saya saat itu merupakan sentra kerajinan teken berbahan kayu. Kayunya khusus, ambil dari hutan
Setelah diraut, kayu dibakar sampai kuning, lalu digosok pakai pewarna dari daun jati muda yg dicampur dengan bahan alami lain. Lalu digosok pakai pecahan kaca. DIbakar lagi dan diwarnai untuk tahap akhir. Hasilnya mirip sekali dengan plituran atau vernis
Dulu saya membuat prakarya itu sendiri tanpa bantuan orang tua dll, karena caranya seperti yang Om sampaikan di atas, dikerjakan di sekolah dalam waktu (bisa) sampai dua minggu, ada prosesnya : awal, setengah jadi, sampai selesai. Tapi pendidikan sekarang (mungkin sekolahnya/gurunya) hanya mementingkan hasil akhir, sedang waktunya juga sangat mepet. Akhirnya yang mengerjakan tugas itu orang tua.
pernah, Mas
dulu bikin peta pakai koran bekas….
harumnya bener2 merasuk sukma , 😛
tapi krn kerja kelompok ….
ya dinikmati ajah…. 🙂
( ttg gigi, mudah2an msh bisa makan tahu yaaa….) 😛
salam
ah ya…pernah bikin prakarya peta itu, berkelompok.. prakarya lain adalah membuat asbak dari lempung…hihi belepotan tapi seneng rasanya 🙂
Sering bgt dapet tugas prakarya Om. Yg paling diinget disuruh buat miniatur mesjid waktu kelas 2 SMP, beneran sempet kepengen jd arsitek heuheuheu
Saya pernah om bubur kertas bikin peta…iya asiikk bangeettt….
salah satu pelajaran yg saya suka…santai dan bebas mengerjakan di luar kelas juga boleh…
tapi dulu sering lupa kl disuruh bawa bahan2…hehehe
ada satu prakarya yg paling tdk saya sukai : membuat bunga dari kertas krep…whaaa…g pernah berhasil sayah!
sekarang anak-anak sangat suka diajak bikin prakarya 🙂
masih ada om sekarang, cuman kayaknya membuat karyanya kok ga sesering jaman kita dulu yaaa? *ups..kita???hahahaha beda generasi kagag yak kita?*
sekarang lbh banyak teorinya…
saya saya sayaaa Oomm *ngacung*
masih ngalamin bikin peta pake bubur kertas, trus ada juga nempel2in kacang merah, kacang ijo ke sebuah gambar perahu di atas kertas, cuappeeekkk nya setengah mati nempelin kacang satu2 pake lem fox.. *cuma punya lem itu dulu dirumah, kata Ibu lem UHU bahaya buat bocah*
seruu banget, aku suka prakaryaaa…
Saya paling suka Om dengan pelajaran prakarya ini dulu.
Masih ingat waktu di Biak dulu belajar menyulam dan bikin bunga dari sabun giv (hehehehe), lalu waktu SMP mulai bikin karangan bunga juga…. aduh jadi pengen balik sekolah :p
sssttt,, jangan bilang2 ya Oom, aku kalo pelajaran prakarya, pasti dibikinin mami. hehe…
gak pernah rapi soalnya… 😦
prakarya mau diadakan lagi pak tahun 2013.
tapi ada keajaiban, pelajaran IT dihapus diganti prakarya.
ga nyambung…
Smg guru skrng bisa jauh lebih kreatif n jgn Ǎ̜̣̍d̶̲̥̅̊ɑ̤̥̈̊ guru malas ngajar prakarya sekedar ngisi waktu jampel tanpa Ǎ̜̣̍d̶̲̥̅̊ɑ̤̥̈̊ karya bt sswa . KT sambut.