MENGEMIS


Tanpa bermaksud berpolemik …

Trainer hanya ingin bilang bahwa …  Tadi pagi Aku membaca beberapa berita. 

Yang inti dari berita itu adalah bahwa … “MENGEMIS ITU HARAM”

Kurang lebih beritanya adalah sbb (aku ambil dari Liputan6.com)

“… Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengeluarkan fatwa haram mengemis. Tindakan meminta-minta itu dinilai sebagai hal yang dilarang agama karena dapat merendahkan pribadi seseorang. Fatwa ini pun didukung MUI Pusat … “

 

Dan langsung aku baca-baca lagi di beberapa berita maya yang lainnya …

Seru sodara-sodara …

Ada yang mendukung … ada yang kontra …

Ada yang berkomentar positif …  Ada pula yang berkomentar negatif …

Ada yang sinis … ada pula yang sarkastis …

 

Trainer tak mau memihak kemana-mana …

Karena sejatinya trainer tidak tau apa dalilnya … dan bagaimana kondisi kenyataan sesungguhnya …

 

Di satu sisi …

Yang aku sempat baca adalah … di Jawa Timur ada boss pengemis yang punya mobil dan motor … dari hasil mengelola perngemisan disana … (coba gugling deh …)(ini berita dimuat di salah satu koran terkemuka di jawa timur )

Aku pun juga pernah mendengar Siaran Radio … seorang penyiar … Poetri Suhendro … yang pernah tinggal bersama para pengemis di Kampung pengemis … Poetri Suhendro bilang bahwa mereka kehidupannya konsumtif … punya Motor, TV, HP, kredit ina … kredit inu … semua uangnya murni dari hasil meminta-minta  dan sebagainya … (dari siaran talkshow “pagi-pagi”,  di sebuah radio swasta di Jakarta)

 

Di sisi yang lain …

Ada juga mereka yang betul-betul tidak berdaya … tua renta … menderita cacat yang sebenarnya … yang didera kemiskinan berkepanjangan … sementara lowongan pekerjaan bagi mereka pasti sudah tertutup … dan tidak ada jalan lain untuk menyambung hidup … selain dengan terpaksa … mengemis … (mereka bilang … yang penting tidak Nyolong …)

 

Once again …

Terus terang Trainer … Bingung …  Bagaimana menyikapi hal ini … ?

Any Comment ??

.

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

29 tanggapan untuk “MENGEMIS”

  1. bersenandung … merdu …

    “kenapa eh kenapa … mengemis itu haraammm …”
    “karena eh karena … nu na ni na nu na …”

    (rhomairama.mode.on)

  2. eh, saya juga liat sekilas tuh tadi bagi, di berita selebritis.. ditanyain, setuju gak mengemis diharamkan..

    kalo udah tuntutan perut mah, jangankan mengemis Om, rampok biar diharamkan tetap aja dilakukan..

    gimana lagi lah, kemiskinan di Indo masih tinggi sih yah.. asas kemerataannya udah gak valid..hehehe *sokteu* 🙂

  3. Oom..
    biasanya saay dan suami menyiapakan makanan untuk para pengemis..
    Abis kan kasian kalo gak dikasih (mungkin benar2 butuh)
    Tapi ada kekuatiran kalo dikasih uang, gak digunakan dgn benar
    jadi amannya… makanan aja

    Soal haram atau tidak..
    heem saya sih niatnya membantu.
    Itu doank….

  4. Soal haram dan halal, jujur saja saya tak terlalu paham..
    Tapi jika pengemis masih muda, memang selayaknya bekerja, karena masih ada pekerjaan yang bisa dilakukan tanpa hanya menadahkan tangan saja.

  5. “krida lumahing asta” – bekerja dengan menengadahkan tangan – meminta-minta
    haram?? halal?? saya tidak tahu hukumnya
    haram dan halal siapa yang menentukan?? MUI?? Allah?? yang jelas bukan saya

    kalo saya sih..
    kalo emang ikhlas memberi, ya berilah mereka
    kalo gak ikhlas, ya jangan memberi
    (menurutku) tidak perlu melihat halal atau haram
    turuti aja kata hati kita masing-masing

    (*pendapat pribadi – bisa kliru*)

  6. Tambahan …
    Setelah mencari beberapa referensi … dan juga mencoba mengingat beberapa paparan dari Ahli-ahli agama … Mereka menyebutkan (kurang lebih) bahwa …

    “Bahwa jika kita bersedekah maka hendaknya mendahulukan orang-orang terdekat dahulu … orang tua, saudara, tetangga dekat dilingkungan sekitar kita …”

    Penafsiran terbatas saya adalah … maka sebaiknya kita bersedekah kepada mereka yang jelas-jelas kita mengetahui kondisi sebenarnya … yang betul-betul kita tau memerlukan bantuan …

    once again ini hanya penafsiran saya saja … yang bisa saja salah …

  7. Aku juga pernah berpikir untuk tidak akan pernah memberikan sedekah kepada satu pu pengemis, karena sudah pernah tahu cerita tentang harta kekayaan mereka.

    Tapi kadang2 hati suka ‘sok tahu’ dari aku, menurutnya,..kalau memang niat memberi sedekah, berikan saja.. nggak usah mikirin dia kaya (karena mengemis) atau nggak. Tuhan yang melihat ketulusan hati kita memberi. Pengemis itu kan juga punya ‘urusan’ dengan Tuhan.

  8. kalau aku juga nggak mikir haram atau halal.
    kalau pengemis masih muda biasanya aku nggak kasih. juga anak-anak yang maksa minta uang. initnya liat-liat si pengemis layak atau nggak untuk dikasih..

  9. Sama seperti komentar2 sebelumnya, setiap aku memberikan uang pada pengemis, yang terpikir adalah yang penting niatnya. Lepas dari nanti uang itu bakal jadi apa, atau mereka ternyata jauh lebih makmur daripada aku, itu urusan belakangan.
    Apa yang sudah diberikan oleh tangan kiri tak boleh diintip oleh tangan kanan. Jadi, lillahi ta’ala saja, deh.
    Haram, halal.
    Ini sih fatwa bikinan manusia, kali, ya, Yah..

  10. Masalah pengemis pasti berhubungan dengan shodaqoh (sedekah), apalagi di bulan Ramadhan ini.. orang berlomba2 untuk bersedekah. Moment ini ternyata juga dimanfaatkan oleh segelintir orang yang mencoba mengais iba dari orang lain.

    Kalo menurut saya, kita gak perlu pusing apa yg kita sedekahkan ke orang lain itu digunakan untuk apa.. yg penting niat kita ikhlas untuk membantu, biarkan ALLAH yang membalas setiap amal yg kita lakukan.

    Dan bener yg Om tulis.. sedekah kita sebaiknya emang ditujukan untuk orang2 terdekat kita, bisa saudara, tetangga atau orang2 yg kita udah tau keadaannya. Jadi kita merasa gak perlu bertanya2 lagi apakah sedekah kita sudah untuk orang yg tepat atau ngga? (*kadang orang suka penasaran kan, dipake buat apa sih?)

  11. Sepakat dengan note’nya om :
    “Bahwa jika kita bersedekah maka hendaknya mendahulukan orang-orang terdekat dahulu … orang tua, saudara, tetangga dekat dilingkungan sekitar kita …”

    memang kita bersedekah sebaiknya kepada mereka yang jelas-jelas kita mengetahui kondisi sebenarnya … dan kita betul-betul tau bahwa mereka memerlukan bantuan …

    soal haram dan halal…Wallahualam bisahwab..
    yang penting mah niatnya kalli yee??

  12. Terlepas dari motifasi mereka mengemis, Om, klo feelingku mengatakan “kasih tuh pengemis” maka akan kukasih. Tapi kalo feelingku mengatakan tidak, ya gak kukasih. Pokoke kalo ngasih ya harus ikhlas. Hatiku lebih tersentuh pada pengemis anak-anak dan orang tua renta. Walopun setelah itu mereka serahkan uangnya ke gembongnya yaa… apa boleh buwat.Yang penting ikuti kata hati saja.

  13. Kalau apa yang om bilang itu benar, ada bos pengemis…pengemis itu kaya…maka HARAM! dan gak usah kasih pengemis lagi..

    toh kita sendiri bisa membedakan kok mana yang beneran butuh atau yang ngemis malas…

  14. Kalo memang pengemisnya sdh tua renta atau cacat, biasanya aku suka ngasih juga Om. tapi kalo ga yakin, ya udah mending nyumbang ke tempat yang pasti aja Om, ke Panti asuhan, mesjid, atawa rumah Zakat.Salam Saya Om (Iwan, Nandi,Ovan).hehe..lagi break meeting Regional Jabar neh Om

  15. Masalahnya sekarang mengemis jadi semacam Pekerjaan dan ditempat saya udah seperti itu , ada pemuda secara fisik masih bugar dan kuat tapi mungkin akrena merasa keenakan dengan mengemis jadinya mengemis itu telah menjadi pekerjaan

  16. Rasulullah pernah didatangi seseorang yg mengemis, hari pertama beliau kasih. Saat hari kedua orang tsb datang lagi utk mengemis, beliau memberikan kain/bajunya, dan menganjurkan sahabat2 lain memberi benda masing2 seikhlasnya pada orang tsb utk dijual dan dijadikan modal usaha…

    silahkan simpulkan sendiri ya…

  17. Hm.. iya ini emang masalah multi dimensi… Sangat tergantung dari sudut mana kita melihat.

    Dari sisi agama (Islam yg ku tau) tidak ada tuh perintah “Hai orang miskin atau orang yang lagi susah, mintalah hak mu dari orang2 kaya”. Pada initinga gak pernah ada aturan agama yang menyuruh simiskin meminta-minta.

    Yang ada adalah kebalik; bahwa orang yang mempunyai harta (terlepas dan gak usah dibahas banyak atau jumlahnya) ada kewajiban untuk berzakat (mengeluarkan sebagian untuk orang2 yang berhak). Diluar jumlah yang ‘wajib’ ada jumlah yang tergantung keikhlasan yang bisa masuk kategori Sedekah.

    Menurut saya aturannya sangat jelas. Bagi yang berpunya ada kewajiban untuk memberi. Bagi yang tidak punya, tidak ada “Hak” untuk meminta. Jadi yang punya yang wajib mencari orang2 yang berhak mendapatkan Zakat, Sedekah atau Infaq. Jika itu dilakukan oleh semua orang yang merasa punya, maka saya yakin tak akan ada atau akan sangat sulit kita lihat orang2 “Sehat” bahkan hingga menyewa “anak2 bayi” segala yang meminta-minta. Dulu saya masih sering gak tega lihat banyak adegan seperti itu dijalan, sekarang saya cenderung sangat membatasi dan menyalurkan langsung ketempat2 yang menurut saya berhak dan membutuhkan (dan sering2nya mereka justru gak pernah meinta-minta/mengemis).

    Tapi itu pendapat saya lho.. Dan ini negara merdeka…

  18. Sorry pengen nambahin biar gak salah tangkap.

    Lalu, kapan, kepada siapa, dan berapa banyak seharusnya kita memberi sebenarnya aturannya dalam Al Quran sudah cukup jelas. Dan jangan terlalu berhitung dengan Tuhan soal berapa banyak yang harusnya kita keluarkan. Ntar kalo Allah juga berhitung untuk semua fasilitas kehidupan yang kita terima bisa revootttt….

    Buat orang2 yang sudah merasakan nikmatnya bersedekah, melakukannya seperti suatu kecanduan… Nikmat sekali..

    Jadi mumpung bulan Ramadhan, mari rame2 berzakat dan bersedekah.. budah2an bisa terasa nikmatnya dan bisa jadi ‘habit’ dibulan2 lainnya.. 🙂

  19. Sorry pengen nambahin biar gak salah tangkap.

    Lalu, kapan, kepada siapa, dan berapa banyak seharusnya kita memberi sebenarnya aturannya dalam Al Quran sudah cukup jelas. Dan jangan terlalu berhitung dengan Tuhan soal berapa banyak yang harusnya kita keluarkan. Ntar kalo Allah juga berhitung untuk semua fasilitas kehidupan yang kita terima bisa revootttt….

    Buat orang2 yang sudah merasakan nikmatnya bersedekah, melakukannya seperti suatu kecanduan… Nikmat sekali..

    Jadi mumpung bulan Ramadhan, mari rame2 berzakat dan bersedekah.. mudah2an bisa terasa nikmatnya dan bisa jadi ‘habit’ dibulan2 lainnya.. 🙂

  20. Oh… ternyata Om juga mendengarkan Rafiq dan Poetri to? Hehehe. Sama kalau gitu 🙂

    Kalau saya sih biasanya “konsultasi” dengan hati saya. Kalau hati saya bilang, “kasih”, ya saya kasih. Tapi seringnya enggak. Hehehe. Saya lebih percaya memberi donasi kepada suatu yayasan atau institusi yang saya kenal betul, dan saya tahu bahwa uang yg saya berikan itu disalurkan ke org2 yg membutuhkan tanpa diselewengkan.

  21. pengemis skrg beda bgt ama pengemis jama dulu, kl jaman dulu para pengemis ya rg2 yg benar2 meskin yang tidak punya apa, kl skrg?…walah pengemis uda jd kaya pekerjaan saja, kl bisa beli hp apalgi motor ngapain lagi ngemis, pengemis2 ini lah yg mesti diharamkan

  22. ehm……susah sih om, membedakan antara pengemis betulan sama pengemis jadi2an, heuheuheu……
    mungkin lebih baik diniatkan ikhlas karena alloh saja ya om, kalau ternyata pengemisnya jadi2an kan yang “duso” ya pengemis itu sendiri (kata anak kecil, ben duso dewe, hehehehehehehe).

  23. ketika bertemu pengemis saya juga sering mengalami pertanyaan sendiri dalam diri. kalo ngasih itu baik nggak sih ke dianya, atau malah memberinya kenyamanan mengemis. jangan-jangan si pengemis ini agen komersialisasi para preman. kadang jadi urung untuk memberi….tapi kalo ternyata kondisinya nggak begitu gimana…kalo ternyata tubuh sudah nggak mungkin kerja dan cuma bisa mengemis gimana….

    jadi nggak bisa digeneralisasi…dan menurut saya fatwa faram bukan penyelesaiannya. saya cuma takut fatwa haram cuma dikeluarkan gara-gara yang berwenang malas untuk mengurusnya aja…

  24. Suka kasian sama anak2 kecil yang jadi pengemis itu om..
    kehilangan masa kecil yang seharusnya diisi dengan bermain, malah sudah harus mikir hari ini dapat uang berapa hiks..

  25. Kalau saya lihat-lihat dulu, pengemisnya seperti apa. Kalau masih muda, kelihatan sehat, saya nggak kasih. Tapi kalau sudah tua renta, apalagi cacat, biasanya saya kasih.

Tinggalkan Balasan ke Nug Batalkan balasan