RAMADHAN YANG BERAT

 

Diilhami dari tulisan Pak Oemar Bakri … mengenai pengalamannya melaksanakan ibadah puasa Ramadhan di Luarnegeri …  Aku terinspirasi untuk juga menceritakan pengalaman Ramadhanku yang lumayan berkesan.  Tapi ini versi Domestik … J

 

Ini terjadi tahun 1991 … di Surabaya dan sekitarnya …

Waktu itu aku masih Management Trainee di Perusahaanku yang sekarang ini.  Sebuah perusahaan fast moving consumer goods.  Program Training yang harus aku ikuti waktu itu adalah … on the job training … menjadi Canvaser/Merchandiser yang menjajakan produk dari Outlet yang satu ke outlet lainnya, dari Toko atau Kaki Lima yang satu ke toko yang lainnya … (Bahasa awamnya … Training jadi Salesman gitu deh ).

 

Kegiatan dimulai pagi hari dimana aku harus mengambil stok produk yang akan aku jajakan dari Gudang.  Waktu itu aku bersama seorang karyawan setempat.  Sebut saja namanya Rudy. Kami semua merchandiser/Canvasser itu telah ditentukan rutenya.  Aku dan Rudy bertugas untuk melayani daerah Sidoarjo di Jawa Timur sana.  Sore hari kami harus merecap hasil penjualan, menghitung uang dan melaporkan sisa stock barang ke gudang kembali.  Lalu menyetor hasil penjualan ke bagian Kasir.  Begitu aktifitas setiap harinya.

 

Bulan Ramadhan kami tetap bekerja.   Dan Ya ALLAH … sungguh berat pekerjaan tersebut.  Apalagi cuaca Jawa Timur ..i.e Sidoarjo itu … panas sangat …

”Gile Rud … gua bisa bolong nih puasanya … baru berangkat aja udah seperti ini ” demikian aku curhat ke Rudy, sambil menyeka keringatku yang bercucuran.

Namun beruntung … Rudy seorang Muslim yang Taat … dia selalu membesarkan hatiku … ”Ah tenang aja Pak … Insya ALLAH kita kuat kok …” demikian hibur si Rudy.

 

Dan memang ketika aku menjajakan produk kami itu … dari rombong kaki lima yang satu ke kaki lima yang lain, wah sangat memeras tenaga.  Terik Panas.  Kadang Harus jalan kaki, mengambil Barang di mobil, menyerahkan ke pemilik Outlet dst.  Berat sangat.

Belum lagi kalau kami di caci maki oleh pemilik outlet … yang barangnya nggak laku lah, yang minta barang promosi lah, minta discount harga lah, dan seribu satu komplain lain.  Semua itu harus kami layani dengan sabar dan bijak.  Pertama karena ini Ramadhan.  Dan yang kedua karena memang menurut SOP nya … kita tidak boleh marah.

 

Dan ketika waktu Zuhur tiba … terus terang saja kami berdua mengambil waktu kerja agak lebih lama … istirahat yang biasanya 45 menitan … kami ulur sampai satu setengah jam … Sholat Zuhur dan istirahat.  Tiduran di pelataran Masjid yang adem itu … (bukan tiduran … tapi kadang malah tidur beneran …).  (Ah maafkan kami Boss …).  Tak jarang aku juga mengguyur seluruh kepalaku dengan air wudlu yang segar itu.  Sebuah upaya untuk membuat kami tetap bisa bertahan sampai magrib nanti …

 

Belum lagi kalau kebetulan berpapasan dengan sesama salesman dari perusahaan lain yang tidak berpuasa,  sedang enak-enaknya cangkru’an di kedai makanan sambil menikmati Nasi Rames Lauk Komplit … plus … Minuman Dengan Gelas Besar dan Es Batu.  Warna sirup-soda yang bebuih merah menggoda itu … (aaaahhh betul-betul godaan yang berat ini …).

Aku dan Rudy hanya say hi saja dan cepat-cepat berlalu dari situ.  Sebelum pikiran kami berubah … (Hey … Aku dan Rudy hanya manusia biasa pren …)

 

Tapi Alhamdulillah … kami bisa melewati semua itu dengan baik … dan terus terang cukup banyak Mesjid dan Mushola yang pernah kami ”singgahi” untuk Sholat dan ”sekedar” melepas lelah (dan kantuk). (Note : ”sekedar” = satu setengah jam …!!!) (heheheh) J

Rud … ini tetap menjadi rahasia kita bersama ya …. heheheehe

(BTW … Rudi sekarang menjadi Supervisor Field Marketing … di Area Surabaya)