TIMANG-TIMANG

.

Timang-timang … Anak ku sayang …

Buah Hati … Ayah’nda seorang …

 

Sebuah lagu indah, karangan Said Effendi.  Aku mendengarnya kembali kemarin.

 

Dimana ? Kapan ?. 

Di restoran hotel Pulau Bidadari.  Tgl 27 November 2008 jam 7.00 pagi.  Trainer sedang sarapan … sendirian saja.   Para trainee belum ada yang muncul satupun juga.

 

Ini adalah lagu lama.  Aku lupa siapa penyanyi aslinya.  Namun sering aku dengar lagu ini dinyanyikan oleh Pomo, Saxophonis itu.  Juga Koes Hendratmo.

Note :

Ini bukan lagunya Anang Hermansyah / Krisdayanti itu.  Yang kalo si Anang nyanyi,  urat suaranya seolah keluar, dengan leher menjulur tercekik … ngotot sangat … mengikuti dasar nada KD.   Bukan … bukan yang itu … bukan lagu yang ”maksa” itu …

 

What is so special about ”Timang-timang anakku sayang ?”

Ini adalah lagu ”kudangan” atau lagu buaian untuk menidurkan ketiga anakku,  ketika mereka masih bayi dulu.  Sering tengah malam larut … mereka terbangun karena haus.   Aku kadang menggantikan Istriku untuk membuatkan susu.  Lalu menidurkan mereka kembali.   

Karena anakku Laki-laki semua … maka agak aneh rasanya jika aku menyanyikan lagu ”Nina Bobo” …  Mau aku ganti syairnya jadi Tyo bobo, Bimo bobo atau Yoga bobo kok rasanya ndak enak sama yang menciptakan lagu itu …  J

 

Dan lagu yang aku senandungkan adalah ”Timang-Timang anakku sayang” itu tadi … Karena lagu yang aku hafal untuk ”situasi” tersebut … ya hanya lagu itu.  Nggak mungkin kan aku nyanyiin ”I will survive” nya Gloria Gaynor.  Atau ”Sorak-sorak bergembira” …???

 

Aku menidurkan mereka dengan cara menggendongnya dengan kain batik merah bercorak burung, … atau terkadang hanya aku ”puk-puk” dan usap-usap punggungnya saja … di atas tempat tidurnya.

 

Anak-anakku sudah besar sekarang.  Tentu saja lagu itu sudah lama sekali … tidak lagi aku nyanyikan untuk mereka.  Dan kemarin pagi itu … ketika secara tak sengaja aku mendengar kembali lagu kenangan ini … Mendadak ”Musical Sensitivity” ku tersentuh …

 

Mataku tiba-tiba berkaca-kaca … bahkan satu dua tetes air mata sempat menetes …  (Untung saja aku sendirian saat itu … ).  (Kalau tidak … Bisa malu aku … Trainer kok ujuk-ujuk nangis …).  Ya … Aku terkenang masa-masa dulu … ketika ketiga anak-anakku masih bayi … menidurkan mereka dengan menyanyikan lagu itu.

 

Anak-anakku … Tau kah kalian … Ayahmu ini pernah dengan terkantuk-kantuk, tengah malam,  menyanyikan lagu ini … khusus untuk kalian … supaya kalian bisa tidur dengan nyenyak  …  karena Ayah sayang sekali sama kalian … !!!

 

Dan Pagi itu … tak sadar bibirku pun lamat-lamat ikut melantunkan lagu indah ini …

 

Tidurlah Tidur … pejamkan mata  … sayang …

Esok lusa … Bermain kembali …

 

(Ya … besok lusa kita main lagi ya Nak …!!!)

(Ya ALLAH, berikan aku kekuatan untuk selalu membuat titipan-titipan MU ini bahagia …)

(khusus untuk Tyo, untuk Bimo, untuk Yoga …)

.

.

.