PINJAM

Anda pernah pinjam uang ?

Anda pernah meminjamkan uang ?

Jujur saja untuk ke dua hal itu, saya paling menghindarinya.  Bukan apa-apa, saya takut buntutnya nggak enak.  Masalah uang bisa meng”create” masalah lainnya.  Yang tadinya hubungan adem ayem jadi terganggu hanya karena masalah pinjam meminjam uang.  Lebih baik, kalau saya ada uang, ya kasih saja lah.  Statusnya menjadi “dihadiahkan” bukan “dipinjamkan” .

Ok.  Saya tanya yang lain lagi …

Pernahkah Anda meminjam uang ke kantor ?

Rasanya ini bukan merupakan hal yang aneh.  Banyak kantor yang menyediakan fasilitas “kasbon” bagi karyawannya.  Kantor memberikan pinjaman lunak untuk karyawannya.  Baik itu melalui koperasi karyawan, ataupun memang kebijakan kantor tersebut memungkinkan untuk itu.  Tentu saja dengan syarat dan ketentuan yang ketat.  Pengembalian yang diawasi dan sebagainya.

Sekarang pertanyaannya saya balik, pernahkah kantor Anda meminjam uang kepada Anda ?

Hahaha pertanyaan apa ini Om ? Ya jelas nggak ada lah !  Mana ada kantor meminjam uang pada karyawannya. 

I tell you … ternyata jawabannya ADA !!!  Gini ceritanya.

22 Juni 2016

Menjelang istirahat siang jam 11.00 – 12.00  Lokasinya di Kantor saya yang baru.

Seorang karyawati tiba-tiba datang pada saya dan berkata : “Pak … bisa pinjam uang 300 ribu tidak ?”

Jujur saya kaget.  Saya pun bertanya :“Untuk apa Bu ?”

Lalu karyawati tersebut pun berkata lagi : “Ini untuk bayar delivery order dari restoran “XXX” untuk makan siang bapak-bapak yang meeting.  Kurirnya udah dateng tapi kasir masih istirahat”

20160623_153933_resized
(uang diperankan oleh model)

Setengah terheran-heran saya mengeluarkan uang yang diminta.  Kebetulan saya masih ada persediaan uang tunai.  Saya tidak bisa menolak.  Saya karyawan baru disini.  Lagi pula saya kan puasa, masak saya mau berbohong.   Punya uang tapi bilang nggak punya.  Dosa saya nanti. (hehehe)

Ini pertama kalinya dalam hidup saya.  Saya meminjamkan uang kepada kantor.  Meminjamkan uang dalam arti yang sebenarnya.  Istilah kerennya, saya mensubsidi kantor ini.  Hhuahahaha

Saya tak habis pikir.  Yang meeting itu bos-bos bersama tamunya.  Yang mau makan siang itu mereka.  Masak minta uangnya ke saya.  Saya sedang berpuasa lagi.  Sudah gitu, ini baru hari ke 22 saya bekerja di sini.  Saya belum gajian ini.   Tega bener sih.

Bukannya nggak rela sih.  Tiga ratus ribu rupiah itu bukan jumlah yang besar.  Tetapi justru karena jumlah yang tidak besar inilah yang membuat saya gumun surumun (baca : heran luar biasa)  Kok bisa ya, kantor pinjam uang pada saya.

Kok ndak bos-bos itu yang bayar makan siangnya sendiri ! Mereka talangi dulu kek gitu, sebelum kasirnya datang ?

Atau mungkin jangan-jangan si karyawati ini takut minta uang pada mereka ?  Apakah tidak ada kas kecil / petty cash untuk menanggulangi hal-hal seperti ini ?

Lalu kenapa sasarannya kok ke saya ?

Saya positif thinking saja … mungkin karena wajah saya ini wajah dermawan nan baik hati dan tidak sombong !!! (hahaha)(nais trai beiybeh)

Yang jelas dan pasti …

Seumur-umur, saya belum pernah di”beginiin” (hahaha)(“Dibeginiin ?” istilahnya serem amat Om … biasa aja ngapah …)

Saya masih tak habis pikir.  Kok bisa ya ?

BTW : “Apakah kantor anda pernah meminjam uang pada anda ?”

(correction : sebetulnya ada juga sih bentuk lain dari “kantor meminjam uang kepada kita”, Istilah umumnya mungkin adalah “nalangin” dulu.  Biasanya kalau sedang perjalanan dinas.  Uang taxi dan pengeluaran selama perjalanan kita bayari dulu, nanti kalau sudah balik ke kantor baru kita reimburst, minta penggantian)

Salam saya

om-trainer1.

.

note :

Sebagian pembaca mungkin akan ada yang nyeletuk :
“Om lagi dibully tuuuhh, maklum om kan karyawan baru”

Aahhh iya … mungkin juga ya … hehehe

And by the way … Jam 14.00 uang saya udah diganti …

(halah om-om … peristiwa cemen seperti ini aja kok ditulis … lebay banget sih …)

.

.