.
Minggu, 30 November 2008
Trainer sekeluarga menonton film. Semula kami tidak punya preferensi judul film apapun. Yang penting pergi nonton aja. Sesampainya di Bioskop Pondok Indah … Aku lihat filmnya ”ajaib” semua … (Model-model film ”dewasa” yang di komedi-komediin gitu deh …)
Aku tanya pada Mbak penjaga tiketnya. ”Mbak yang film anak-anak yang mana ya mbak ”
Dia menyebutkan ”CITY OF EMBER”. OK kami percaya saja … kami pun memilih untuk menonton film itu di studio 2.
Ternyata film ini di produksi oleh Walden Media, yang juga membuat The Chronicles of Narnia : Prince Kaspian …
City of Ember adalah sebuah film dongeng … film fiksi fantasi yang bagus. Penggarapannya pun bagus. Detilnya bagus …
Sebuah kisah tentang kota bernama ”EMBER” di perut bumi yang gelap. Hidup mereka hanya tergantung dari generator saja. Dan jika generatornya bermasalah maka seluruh kota pun gelap … kedap-kedip gak keruan. Suram sangat. Ada kotak wasiat berusia 200 tahun … ada walikota tamak yang culas … ada kehidupan tata kota, dimana anggota masyarakatnya punya peran masing-masing. Ada peran penyampai pesan, penjaga gudang, mekanik generator … sampai pengurus pipa-pipa …
Dan ada pula upaya petualangan sepasang muda mudi dan anak kecil … untuk keluar dari kegelapan kota itu dan mencari cahaya dan kehidupan dunia di atas permukaan sana …
Sungguh … ini film yang bagus …
Bisa merangsang fantasi anak-anak. Merenung tentang kehidupan …
Bersyukur bahwa kita semua masih diberi ”Cahaya” kehidupan oleh Yang Maha Kuasa …
Tidak ada scene cinta-cintaan … tidak ada ”behekemenepehekemene”
Tidak ada darah berbusaian … tidak ada kekerasan … tidak ada humor slapstick murahan.
Apa lagi adegan ciuman …
Selera dan preferensi Trainer bisa salah …
Namun yang jelas … Kemarin Trainer merasa sama sekali TIDAK menyesal … telah mengajak anak-anaknya menonton film ini … Ini film yang layak untuk ditonton …
(Sebetulnya ada juga sih sedikit yang mengganjal … )
Kami agak menyesal kemarin … seharusnya kami juga mengajak Lisa Prihatin … 9 tahun, putri tunggal mbak asisten rumah tangga kami … aahh dia pasti akan senang juga, jika menonton film ini. Sedikit penghiburan ditengah ke ”prihatinan”nya …
.
.
.
Berarti nonton berikutnya mesti diagendakan untuk mengajak Lisa, Pak NH.
Thanx atas rekomendasi filmnya.
Opaaaa.. nonton juga Journey to the Center of the Earth, yang versi 3D.. keren Opa… anak-anak pasti suka. hampir mirip kok kayak City of Ember, bedanya kalo City of Ember dari bawah menuju ke atas, Kalo Journey… dari atas menuju ke bawah
hmmmm musti nonton…
btw film animasi atau kartoon?
hmmm mas…tanggalnya salah
belum tgl 30 desember loh
pasti itu 30 november
kok bisa postingnya ttg film juga sih? pasti gara-gara Kite Runner deh hihihi
saya pikir city of Ember, kotanya penuh ember buat nadahin air hujan hihihi.
kalau mau nonton film ginian di jepang kudu nunggu setengah tahun sih… kudu diterjemahin dulu
TFS
EM
Setuju banget, city of ember memang keren…
Kenapa tidak ada buku Indonesia yang berimajinasi seperti itu yah?
Armageddon dalam sebuah kota yang didesain untuk armageddon…
tak pikir ember tuh ember plastik… 😦
judulnya kok bagus yak …
saya kira “ember” dalam bahasa indonesia ..ternyata lain .. 🙂
hidup emberrr 🙂
Kirain film Indonesia yang bodor, rupanya film beneran…
Thanks for the sharing, Boz
cari aaahhh
Sempat lihat trailer nya, sebetulnya judulnya sangat filosofis ya Pak. Menggambarkan secuil bara yang tak padam, harapan yang tak mati. Film fantasy ini menarik. Lain kali jangan lupa ajak Lisa ya Pak 😀
Baca judulnya jadi ingat City of Angels – Nicholas Cage
Baca judulnya…kebayang kota dengan banyak ember disana-sini..
*kirain ember beneran*
Belum nonton, padahal sudah janji dengan Lily.
Thanks buat referensinya.
Jadi penasaran nih 😀
Sama dengan Mba Tanti, awalnya saya juga mengira pa Nh membahas cerita tentang kota Ember (arti sebenarnya)…
Hmmm
Ditempat saya udah main belom yah
Jadi penasaran nih, pengen nonton juga ………
uuhhh kalo baca postingan om ini aku jadi inget rencana reti dan keluarga di sby ya tepat tgl 30 nov juga….
Sejak reti datang tgl 26 nov di sby, adik reti yang cowok udah ngajak nonton dan baru bisa tgl 30 nov, bukannya siap2 sejak sore ehhhh malah mbulet ngga karuan sampai akhirnya ga jadi pergi nonton karena udah kemalaman tapi sebagai gantinya kami sekeluarga karaokean ha ha ha seneng banget ya om bisa kumpul ma keluarga. Salam untuk Bunda & putra2 om ya… 🙂
boleh deh ..nanti yessy nonton 🙂
Om apa kabar?
lama gak ngobrol ni 🙂
selain mobilnya yang rusak..om baik baik aja kan?
Yessy kangen..
Yang sehat ya Om..
Ooo…saya kira “kota gosip” gitu,karena kata anak anak….mengistilahkan yang suka gosip itu ember…ternyata judul film bagus…
Doh, menyik ga terlalu demen ntn pelem nih Om..
pegimane ye ?
O iya… kapan2 Lisa jangan lupa diajak yaaa 🙂
Wah..
Boleh tuch pak. Masuk daftar referensi
Temen saya nggak percaya ada film ini. dia pikir kota ember, segala sesuatu dibuat dari ember….jangan2 malah setelah nonton penonton berteriak semua..embeeeeeeeer. ha ha ha
salam om..lama nggak berkunjung nih.
kabar sehat om ya?
penasaran nich,om.
hehehe..
ternyata nggak cuman Lala aja yang ngirain Om mulai genit ngomongin “Emmbeeerrr…” dengan nada bencong.. wakakakakakak…
duh,.. kirain bercanda ato plesetan, ember gitu loh,..
ternyata stlh baca iklan d kompas, beneran judulnya ember euy,..
🙂
salam kenal,
luq,
http://nurhattaluqmansidiq.wordpress.com
Wooo … saya pikir ini film yang mengisahkan sebuah kota produsen ember (ember plastik, ember seng, ember bekas ban, dll). Ternyata, ember betulan ya …
Saya punya VCD “Journey to the Center of the Earth” yang disebut Chic, tapi belum sempat nonton …
wah… jadi pingin nonton nih…,
kapan yah…?
-gbaiq-
[senyum] 🙂
Gak menyesal gak ngajak putra-putra saya Pak?
Wah… a must watch movie nih…
Tapi kapan nyampe Lomboknya yah?