MATAHARI DI ATAS GILLI (2)

(kelanjutan dari postingan …Matahari di atas Gilli)  

HHHaaahhh Akhirnya malam kemarin … aku berhasil menyelesaikan membaca buku novel yang satu ini … Matahari di atas Gilli karangan Lintang Sugianto. 

Sebuah novel yang bagus menurut ku …

Alur ceritanya sedikit lebih lamban, karena penulis menggunakan metaphora-metaphora dan juga permainan ungkapan kata-kata dalam melukiskan suatu keadaan dan kejadian … 

Plot jalan ceritanya sendiri menurutku sangat bagus. Pemeran utamanya pun bisa berganti ganti disetiap bab-babnya … dari Suhada, Suamar, Bu No, Sadam sampai dengan Pak Haji dan Umi …(saya tidak menceritakan siapakah mereka, ada apa dengan mereka  … karena nanti nggak seru lagi bukan …?) 

Yang jelas keunggulan novel ini adalah … kepiawaian sang penulis dalam menuturkan alam budaya masyarakat Gilli yang cukup unik … Masyarakat keturunan Madura beragama Muslim dengan adat – istiadat yang sangat menarik untuk disimak.  Lintang berhasil menggambarkan itu semua dengan manis … 

Yang juga menarik adalah keunggulan Lintang untuk menggambarkan tokoh Suamar … yang menjadi terganggu “keseimbangan mentalnya” setelah mengalami kejadian yang begitu menggoncang jiwanya … Lintang berhasil menggambarkan alam fikiran seorang yang “tidak normal” itu kedalam penuturan kata-kata yang unik … 

Novel ini juga sarat dengan kejadian-kejadian yang manis dan dramatis.  Termasuk peristiwa Carok untuk mempertahankan harga diri … tetap dituliskan dengan “cantik” oleh Lintang  … Sipenulis tidak terperangkap untuk menjadi reporter koran kriminal ketika menggambarkannya. 

Namun demikian entah disengaja atau tidak … aku melihat ada satu kejanggalan dari novel tersebut yang sedikit mengganjal di hatiku …Yaitu ketika menceritakan dialog-dialog persahabatan antara anak-anak Gilli usia kelas 1 – 3 SD … dengan Suhada sang ibu guru.  Terasa bahwa perkataan-perkataan anak-anak kecil tersebut sangat dewasa dan agak aneh diucapkan oleh anak-anak kecil yang polos di daerah terpencil …  Kalimat yang keluar dari anak-anak kecil tersebut menurut pendapatku terdengar sangat “bijak” dan “matang” sebelum waktunya. 

Tetapi diluar itu semua … aku tetap menganggap novel ini sangat layak untuk di simak … terutama bagi mereka yang meminati Sastra, Pendidikan dan juga Budaya … !!!

MATAHARI DI ATAS GILLI ..

Baru seminggu yang lalu aku membeli beberapa buku baru di kios buku Batubara (lihat postingan yang bertajuk … KIOS BUKU BATUBARA).

Aku tertarik untuk membeli dan membaca buku “MATAHARI DI ATAS GILLI” … karangan Lintang Sugianto. Di sampul bukunya tertulis komentar dari WS Rendra : “Ia tidak memakai bahasa uraian, atau gambaran yang klinis, tetapi dengan metafora-metafora puitis yang jauh lebih bisa mendalam gambarannya.  Inilah keistimewaan Lintang dalam kemampuannya melukiskan peristiwa jiwa.  Barangkali dalam hal ini hanya bisa ditandingi oleh Leila Chudori yang secara kebetulan juga seorang perempuan. 

Hmmmm … Rendra membandingkannya dengan Leila S Chudori.  Aku mencoba mengingat-ingat tulisan Leila S Chudori ini.  Namun tidak berhasil menemukannya di memoriku.Seingat ku Leila S Chudori ini adalah penulis idola remaja dulu tahun 80-an.  Saat itu aku baru SMA kelas 2 atau 3 an …  atau awal-awal aku kuliah.  Dan sepertinya Leila pun juga seumuran dengan aku.  Aku sekolah SMA di Bulungan …. Dan Dia kalau tidak salah di SMA Setiabudi atau Bukitduri aku lupa.  Masa itu yang terkenal juga adalah Titiek Widoretno alias Neno Warisman … di SMA Puloraya.

Leila adalah penulis produktif di majalah-majalah remaja saat itu … Dan seingatku pula Leila S Chudori mempunya bahasa yang khas anak muda waktu itu ….

Mungkin Rendra membandingkan Lintang dengan Leila Chudori … ketika Leila sudah dewasa …Yang terus terang tulisan Leila dewasa … aku sama sekali buta … dan tidak mengikuti lagi … Apakah dia pernah menulis lagi setelah masa-masa SMA itu … dan bagaimana gaya bahasanya sekarang. 

HHmmm … aku penasaran.  Tetapi herannya mengapa kecepatanku membaca tidak secepat ketika aku menikmati Andrea Hirata atau Kang Abik (Habiburrahman El Shirazy) yah …

Buku-buku dari kedua penulis itu pasti habis aku lalap hanya dalam waktu dua atau tiga malam saja paling lama.  Tetapi ini sudah seminggu … aku baru sampai Bab III  Wah ada apa nih ya …Jangan-jangan aku “nggak kuat” nih bahasanya …. Or …Lebih tepat … “nggak nyampe” level apresiasinya … 

Yang jelas … aku sangat suka isi novel ini  … Novel MATAHARI di atas GILLI ini mengupas perjuangan serorang perempuan muda untuk memajukan pendidikan anak-anak di sebuah pulau terpencil di timur Jawa. (sejauh ini begitu cerita yang aku baca)

 Besok gua kebut aaahhh …