PAK HANAFI


(Postingan ini terinspirasi dari Postingan Uda Vizon … sahabat saya tercinta di Yogyakarta) (juga dari postingan Mas Guskar … blogger kelahiran Karanganyar).
Dua-duanya bercerita mengenai … Terima Kasih Guruku …

– 

Pak Hanafi adalah guru SD saya … 1974-1975

Saya pernah bersekolah di sebuah SD Negeri di pinggiran Jakarta.  Sudah masuk Kabupaten Tangerang. 
Pak Hanafi adalah guru kelas 6.  Saya hanya sempat di ajar langsung oleh beliau sekitar 2-3 bulan saja.  (karena setelah itu saya melanjutkan SD kelas 6 saya di tempat lain)

.

Lalu ??? … Mengapa Pak Hanafi sedemikian memberi kesan ?

Pak Guru ini rapi dan baik hati sekali … tulisan tangannya sangat bagus

Boleh percaya boleh tidak … Beliau sedirilah yang menulis satu persatu Label Nama Buku pelajaran dan buku catatan seluruh anak didik sekelasnya … yang telah disampul coklat.
Ya … satu persatu sodara-sodara … (bayangkan saja … 40 anak @ masing-masing sekitar 10-20 buku …). Sehingga seluruh buku anak kelas 6 itu seragam semua label Namanya.

Bukan itu saja …

Ketika saya kelas 5 SD … saya khusus diajak oleh Pak Hanafi untuk mengikuti Pemilihan Pelajar Teladan tingkat Kabupaten Tangerang (bersama 2 orang siswi kelas 6).   So kontingen SD kami ada 3 orang … 2 orang kelas 6 SD dan satu orang kelas 5 (i.e saya).

Karena tempat seleksi tersebut relatif jauh dari tempat kami … maka kami harus menginap di kota Tangerang … agar kami bisa datang ke tempat seleksi … tepat waktu.

 Kami menginap di rumah kerabat pak Hanafi di kota Tangerang.  Mungkin dana yang diberikan Sekolah terbatas )(Sehingga beliau melakukan penghematan).   Saya tidur di rumah itu … sekamar dengan beliau … Beliau banyak cerita-cerita waktu itu … cerita pengalaman dia ketika sekolah.  Memberi motivasi pada diriku, untuk persiapan seleksi besok pagi.

Pagi Hari saat seleksi … Beliau dengan sabarnya menunggui kami diluar ruangan … ketika kami semua test tertulis.  Namanya juga seleksi … suasana hening mencekam.  Sesekali dia melongok kedalam … sekedar menatap kami … untuk memberikan dukungan moral dari luar ruangan …

 –

Malamnya kamipun sempat diajak jalan-jalan nonton sirkus oleh Pak Hanafi … sebuah tontonan yang langka sekali waktu itu … Pertunjukan Sirkus dari Luarnegeri … Naik angkot bersama … Jajan Bakso bersama … berbincang akrab dengan beliau … bercanda … menyenangkan sekali … (Sepertinya … itu semua menggunakan uang pribadi beliau).

– 

Dan keesokan harinya lagi … ketika pengumuman hasil seleksi pelajar teladan itu diumumkan … Beliau pun tetap disamping kami … tetap tersenyum … membesarkan hati kami …  Ketika nama kami tidak disebutkan sama sekali oleh panitia pemilihan tersebut …

– 

Bagi orang lain ini mungkin hal yang biasa-biasa saja … tak ada istimewanya …

Namun bagi Trainer kecil …
Pengalaman menginap bersama Pak Hanafi, Mendengarkan Cerita-cerita lucunya, Jajan Bakso bersamanya, Ujian Seleksi Pelajar Teladan,  Nonton sirkus,  Berdebar Menunggu pengumuman …  merupakan pengalaman yang terus membekas di hati Trainer … (sampai sekarang …!!!)

Memang kami bertiga,  tidak ada satu pun yang terpilih sebagai pelajar teladan se kabupaten Tangerang waktu itu … Namun itu tidak begitu penting …

Ada hal lain yang jauh lebih penting …
Keakraban dan rasa kekeluargaan antara seorang Guru dan Murid-muridnya …
Ini yang jaaaauuuhhh lebih penting …

Note :

Saya tidak pernah bertemu dengan pak Hanafi lagi sejak saya keluar dari SD tersebut awal tahun 1975 

Pak Hanafi … bagaimana kabarnya sekarang pak ? Masih Ngajar kah ??
Saya NH … anak murid bapak … yang bapak bawa waktu ikut seleksi pelajar teladan se Kabupaten Tangerang tahun 1974 itu …
Saya tak akan lupa saat-saat indah itu pak …
Tidak akan pernah lupa … !!!

Ah … Saya ingin sekali mencium tangan Bapak … !!!

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

50 tanggapan untuk “PAK HANAFI”

  1. ah aku bacanya jadi terharu.
    Orang semacam pak Hanafi memang tidak banyak, apalagi sekarang.
    Padahal hubungan guru-murid sebaiknya sih lebih dari sekedar sekotak kamar bernama kelas.
    Semoga ada yang kenal pak Hanafi bisa menyampaikan salam mas. Pak Hanafi sekarang usianya berapa ya? Siapa lagi ngeblog juga 🙂

    EM

  2. Om, saya terharu membaca bagian bold biru ke bawah…

    saya mempunyai beberapa guru yang sangat berkesan… 1 guru SD, 2 guru SMP, dan 2 guru SMA (one day saya pingin nulis ttg mereka)

    salam hormat saya untuk semua guru..
    Terima kasih atas kerja keras dan pengorbanan Bapak-Ibu guru sekalian..

  3. Selamat Hari Guru.
    kenangan yg sangat menyenangkan sekaligus mengharukan,
    sikap yg sudah langka pd masa sekarang ya Mas.
    btw, theme baru ya…..
    bagus dan menyegarkan mata, maklum sudah plus 2 kacamataku.
    salam.

  4. Ini tho cerita soal Pak Hanafi yang kemarin itu?
    Aih… indah nian…
    Terharu sekali saya membacanya…

    Guru semacam Pak Hanafi inilah yang pantas disebut sebagai Pahlawan.
    Semoga inspirasi yang beliau tinggalkan dapat kita tiru ya Om..
    Terima kasih telah menceritakan ini
    Saya bergidik…

  5. Ah … Saya ingin sekali mencium tangan Bapak … !!!

    gantian saya yg mbrebes mili nih pak..

    libur lebaran kemarin sengaja saya dan teman2 SD sowan ke ibu guru kami, yg kebetulan beliau masih menetap di karanganyar. beliau guru klas 3, skrg berusia 81 thn. momen cium tangan beliau inilah yg membuat kami menangis bbrp saat nggak bisa bicara apa2.. hebatnya, beliau msh ingat meski samar2 kenangan mengajar kami dulu di tahun 1976an lalu, di mana waktu itu sekolah SD kami mendapatkan bantuan dari UNESCO

    mudah2n putra atau cucu pak Hanafi membaca artikel Pak NH ini, sehingga jalinan silaturahmi bs tersambung kembali

  6. Guru seperti Pak Hanafi lah yang akan selalu abadi di hati para murid-muridnya. Guru yang rela menghapus sekat antara pendidik dan terdidik menurut saya merupakan cerminan guru yang ikhlas tanpa pamrih.

    Semoga akan banyak lagi guru-guru seperti Pak Hanafi dan akan lebih banyak lagi murid-murid seperti Om NH yang ngga melupakan jasa-jasa para gurunya, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa..

    Inspiratif, Om…

  7. Bagus sekali, jelas lah betapa istimewanya pak Hanafi itu… begitu mendalamnya cinta kepada murid-muridnya. gak kebanyak cinta beliau untuk keluarga dan anak-anaknya…

  8. menyentuh banget om…

    smoga pak hanafi sehat2 saja di sana…

    saya sih masih suka inget sama guru saya di kelas 5… soalnya dia sekaligus guru tari pribadi saya 🙂 … nemenin saya kemana aja saya pentas ^____^

  9. Dan membaca posting ini serta-merta membawaku ke masa sekolah dasar dulu… Ceritanya mirip banget… 🙂

    THanks Yah, udah bikin aku bernostalgia lagi ke masa lalu..

  10. Kalau Pak NH tanya Pak Hanafi, apa yang paling membahagiakan beliau sebagai guru. Mungkin jawaban beliau sama dengan jawaban saya, karena saya juga sudah lebih dari 30 tahun menjadi guru. Berbagi ilmu dengan anak-anak didik yang paling membahagiakan bagi seorang guru.
    Terima kasih Pak, tulisan yang sangat menyentuh.
    Salam.

  11. Guru-guru zaman kita kecil dulu memang seperti itu, Om. Tulus, penuh pengabdian. Sekarang pun tentunya masih banyak guru-guru demikian, tapi cukup banyak juga guru yang sudah berubah orientasi : mengajar sekedar untuk sumber penghasilan, bukan lagi karena didorong jiwa pengabdian.

    Waktu SD dulu, saya dan teman-teman juga sering datang ke rumah para guru kami, sekedar untuk main-main saja. Apalagi kalau rumahnya di desa, wah … seneng banget. Soalnya Pak Guru suka memetikkan kepala muda, menangkap ikan di blumbang untuk lauk kami makan (weks, jadi ketahuan kalau motivasinya adalah untuk makan enak … hihihi … nggak ding Om. Tulus kok pengin mengunjungi guru).

  12. Pak Hanafi adalah guru teladan , yang mencintai profesinya dengan hati , mencintai murid-muridnya dengan ketulusan . Makngah yakin di zaman sekarang pun masih ada guru yang memiliki rasa tanggung jawab moral dan mencintai dunianya , dunia anak-anak dan dunia pendidikan…
    salam hormat untuk para guru ..
    salam hangat dari bangka

  13. Aih..Pak Trainer ganti theme, ya ?

    padahal sore tadi rasanya masih pake theme yang lama… 😀

    Entahkan kenapa..guru2 SD itu selalu membekas di hati…kalo di runut2 rasanya lebih banyak nama guru SD yang diinget ketimbang guru SMP…he..he..

  14. senangnya punya guru yang begitu perhatian pada murid-muridnya . kedekatan yang tercipta membuat murid termotivasi untuk lebih giat belajar agar guru tercinta kecewa dengan hail yang di raih.
    salam hangat untuk semua guru
    salam hangat dari bangka

  15. saya ingetnya guru smp saya om..
    wah apa kabar ya beliau..
    saya ingin bertemu, tapi khawatir klo ketemu beliau sudah tidak mengenali saya lagi.. (padahal klo dibanding om trainer sih, rasanya baru berapa tahun saja saya lulus smp..)

  16. Wah saya Jadi Ingat Guru-guru saya

    pengalaman saya sama ma om, pindah skul pas sd jadi punya banyag guru dan sangat pengen ketemu dengan mereka

    kangen ma guru, makasih ya guru-guruku ..

  17. Wah Om mengingatkan saya tentang guru saya

    karena pengalaman saya sama seperti om dari sd sering berpindah

    dan punya banyak guru sehingga sekarang saya sangat kangen dengan mereka .:(

    Thanks ya om dan makasih pada guru yang mengajar saya i miss u all

  18. semoga masih ada Pak Hanafi yang lain di Indonesia tercinta ini ya, Pak..

    saya juga punya banyak pengalaman dengan guru-guru waktu SD dan SMP, dan beberapa waktu yang lalu saya baru dapat kabar kalau guru bahasa Inggris favorit saya waktu SMP sudah meninggal dunia..sedih sekali rasanya. apalagi saya tidak bisa hadir memberi penghormatan terakhir

  19. wah om,kok dirimu kaya sekali sih akan pengalaman pengalaman yang menakjubkan…luar biasa bisa buat diceritain ke anak cucu sebagai pembelajaran…salam decent

  20. duhhh…Pak Hanafi jadi seorang sosok yg om NH kagumi…sangat wajar melihat bagaimana beliau memperlakukan anak muridnya,..aku juga punya cerita yang sama om waktu SD, bedanya kita2 ini ikutan lomba gerak jalan terus nginep dirumah ibu itu.

  21. Wow, kenangan yang indah banget Om trainer. Pak Hanafi pantas di sebut “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”.

    Terima ksh sudah sharing cerita yang mengitu menyentuh hati 🙂 🙂 🙂

    Best regard,
    Bintang

  22. salam,
    *mengingat-ingat siapa guru yang berkesan*
    Mmmhh ah ya Ibu saya sendiri, soalnya saya bisa pembagian matematika diajari oleh Ibu saya meskipun ngajarinnya pake cara2 militer :D, bukan guru kelas saya.

Tinggalkan Balasan ke The-Netwerk Batalkan balasan