DI PARKIRAN MALL


.
Minggu, 17 Juni 2012

Trainer sekeluarga pergi bersama.  Pergi kemana ? Tak usah ditanya lagi … pasti ke Pondok Indah Mall.  Kami tak ada tujuan yang pasti.  Tanpa rencana.  Pokoknya jalan sama-sama. Kalau ada film yang bagus ya nonton.  Kalau ndak nonton ya paling-paling cari buku di Gramedia.  Bagaimana nanti saja.

Siang hari itu Pondok Indah Mall sangat ramai.  Parkiran penuh semua.  Kami berputar-putar di lahan parkir tersebut.  Mencari lahan parkir yang kosong.  Mata kami jelalatan melihat kiri kanan kalau-kalau ada mobil yang mau keluar.

Ahhhaaa … syukurlah … setelah sekitar 30 menit berputar-putar … kami berhasil menemukan satu lahan yang akan kosong.  Mengapa akan kosong … ? … karena saya melihat ada sepasang manusia menuju sebuah mobil berwarna putih … sambil membawa beberapa tas belanjaan.  Sepertinya mereka habis belanja baju.  Mobil saya pun berhenti beberapa meter di belakang mereka.  Siap-siap menempati lahan parkir tersebut.  Mereka berdua masuk mobil.  Rupanya yang akan mengendarai mobil adalah yang Wanita.  Yang lelaki menjadi penumpangnya.  Lelaki tersebut berdandan trendi, berpakaian seperti perancang mode.  Lengkap dengan selendang batiknya.  And yes … agak melambai.  Saya menunggu agak lama.  Mobil putih itu kok ndak mundur-mundur … sementara saya lihat dari kaca spion saya, mobil di belakang saya sudah mengular … bererot antri sangat panjang …  Mobil-mobil calon pengunjung mall … yang juga mencari lahan parkir kosong.

Mobil putih tersebut tetap tak kunjung keluar.  Entah apa yang mereka lakukan di dalam sana.  Mungkin masih uplek sana-sini.  Petugas keamanan parkir pun sudah mendekat ke mobil tersebut.  Dan berbicara sebentar kepada sepasang manusia di dalam mobil itu, dihimbau untuk sedikit mempercepat kegiatannya mengeluarkan mobil.  Saya tetap sabar menunggu.

Namun … rupanya mobil-mobil dibelakang saya lah yang tidak sabar … hawa panas terik rupanya ikut memicu kemarahan mereka … Klakson bersaut-sautan … keras … riuh rendah sodara-sodara.  Saya … tetap diam.  Tidak bereaksi … tidak ikut membunyikan klakson.  Memang jujur saja … mobil putih itu lama sekali persiapan keluarnya.  Tidak sadar kalau ditunggu orang banyak.

Akhirnya setelah menunggu agak lama.  Mobil putih itupun mundur juga … Klakson mobil-mobil di belakang saya tetap menyalak garang … Baru beberapa meter mobil itu mundur … Rupanya si Lelaki melambai marah,  sekonyong-konyong dia keluar dari mobil dan berteriak keras sambil melihat ke kami … “WHAAAATTTT ???”  begitu dia menghardik, sambil melotot galak ke arah saya. (fontnya sengaja pake warna pink) (hehehe) 
(Mungkin dia mengira kamilah yang mengklakson mereka)

Saya tidak menjawab … saya hanya mengangkat tangan saya … sebagai tanda bahwa bukan saya yang memencet klakson.  Lalu saya pun menunjuk ke arah belakang … memberi tanda si Lelaki melambai itu bahwa … di belakang sudah antri banyak mobil-mobil yang menunggu ulah lama dia.  Melihat situasi yang tidak menguntungkan … dan mungkin dia baru menyadari kesalahannya.  Si lelaki melambai langsung bergegas masuk mobil lagi … Saya lihat dari kaca spion … rupanya ada pengendara mobil di belakang saya juga berteriak balik … memaki-maki … tak kalah garangnya … (si Lelaki melambai takut juga rupanya … dikeroyok orang satu parkiran …).

Akhirnya … singkat kata … mobil putih itu keluar juga … dan mobil saya pun bisa masuk ke lahan parkirnya.  Akhirnyaaaa…

Namun cerita tak berhenti sampai disitu … saya lihat petugas yang mengatur lalu lintas parkiran pun dihardik oleh salah satu pengendara mobil yang tadi antri di belakang … dibilang tak becus mengatur lah … inilah … itulah … dan seterusnya.  Si bapak tukang parkir tetap diam saja, seraya terus mengatur arus lalu lintas parkiran tersebut.

Melihat itu saya kasihan juga … tukang parkir nggak salah … malah kena batunya …
Saya bilang padanya … “Yang sabar ya Pak …”

“Iya om … biasa ini mah …, udah jadi makanan sehari-hari … mangkanya tidak saya tanggapi “  begitu katanya.

Siang itu memang sangat panas …
Membuat hati sementara orang juga mudah menjadi panas …

Terus terang saja … kalau saya menuruti kata hati … mungkin saya juga akan marah-marah kepada kedua penumpang dan pengendara Mobil Putih yang ditunggu lama sekali itu.  Tapi Alhamdulillah … hal ini tidak kejadian … Dan saya bersyukur karenanya.   Ada anak-anak saya di samping saya … Apa jadinya jika mereka melihat Ayahnya tidak bisa mengendalikan emosinya … ?

.

.

.

Penulis: nh18

I am just an ordinary person who work as a trainer. who wants to share anything he knows ... No Matter how small ... No Matter how simple.

36 tanggapan untuk “DI PARKIRAN MALL”

  1. Saya setuju dengan tindakan bapak, saya rasa sudah tepat, karena di Jakarta sudah telalu macet mungkin banyak orang yang menjadi tidak sabar, jika bapak membela diri nasibnya kurang lebih seperti ini
    hxxp://sosbud.kompasiana.com/2012/04/27/saya-takut-hidup-di-jakarta/ (takut kena askimet sodara-sodara), ngalah saja pak, tok belum tentu seumur hidup kita bertemu dia lagi, berilah cntoh buat anak-anak bapak

  2. betul kata mas parkir itu… itu mah sudah hari harinya kayaknya… manusia jakarta tidak sabaran… pdahal dijalan setiap waktu sudah diajarkan praktek kesabaran… 🙂

  3. hmmm aku pikir, kadang orang-orang Indonesia memang kurang kesadarannya bahwa mereka membuat orang lain menunggu. Kurang peka!

    Kalau di sini jika melihat antrian panjang pasti akan berusaha mempercepat kegiatan mereka jika sudah selesai, bahkan terkadang tak lupa mengucapkan gomennasai (maaf) kpd org yang menunggu. Padahal mereka tidak berbuat sesuatu yg salah kan?

    Tapi orang yang antri pun, mengantri tanpa sungut-sungut. Mungkin karena sudah biasa mengantri ya. Jika antrian itu panjang, terkadang ada orang toko yang berdiri paling belakang sambil membawa papan bertuliskan “Ekor antrian” spy orang tahu seberapa panjangnya antrian itu dan jika bertanya pada petugas itu, dia bisa mengatakan kira-kira berapa lama waktu utk menunggu (semisal 30 menit/1 jam), petugas itu juga mengatur bentuk alur antrian sehingga tidak mengganggu orang lain.

  4. haduuwhh, 30 menit muter2 cari parkiran ya Om..
    perjalanan segitu sudah sampai bukittinggi – payakumbuh.
    hehhee..

    begitulah jakarta ya om, banyak2 sabar..^^

  5. ha ha ha.. saya jadi tertawa sendiri membaca cerita ini. Mencari ‘calon lahan’.. memang itu yang kita lakukan ya setiap kali muter muter nyari lahan parkir.. jika ada orang yang naga-naganya akan keluar,kita rela menunggunya berjam-jam demi sepotong calon lahan itu.. he he

  6. TOP om. . .
    Menahan emosi itu memang paling susah. sembari diam dan mengdongkol idah biasanya istighfar pelan2 Om. . .supaya bisa menguasai keadaan dan esmosi. 🙂
    Om NH memang Bapak yang super bubur, eh super sabar. . . 😆
    semoga tambah subur ya Om. .. 🙂

    Oiya, baru belanja apa ni?
    nonton, atau ke gramedia? 😛

  7. Membayangkan Lelaki Trendy yang agak melambai ahhh…

    Hawa di Jakarta yang panas, lebih mudah memicu hati orang untuk cepat panas juga ya, Syukur deh Om dapat mengendalikan esmosi..
    Gengsi donk ..esmosi di depan anak2 ntar sosok eiylekhannya memudar..hihii..

  8. oh berarti 0m kalau ga ada anak2 om bakal emosi yang tinggi yah.,.,., hehehehehe
    sangat bersukur yah om, masih ada anak2 om, di samping.,.,.,.

    1. Bisa jadi … entahlah … saya tidak tau …
      saya manusia biasa …
      kalau melihat perilaku yang keterlaluan ,,, mungkin saja saya marah …

      hehehe

  9. 30 menit nyari parkiran…? Hmm… lumayan juga… hehe..
    Di Jakarta memang jadi masalah banget urusan parkir memarkir ini ya Om.. Di Jogja juga sudah mulai seperti ini, terutama di kawasan Malioboro..

    Berhadapan dengan lelaki melambai itu memang gampang-gampang sulit ya Om.. Gemulainya melebihi putri keraton, galaknya melebihi ular phiton. Untunglah Om bisa menghadapinya dengan sabar dan santai. Kalau tidak, eykeh gak bisa bayangkan perseteruannya seseru apa, haha.. 😀

    Btw, Om dan keluarga jadinya ngapain di PIM?

    1. Jadinya Nonton sama makan Uda …
      Saya dan Bunda … nonton Di Timur Matahari
      3 Jagoan nonton … Madagaskar …
      hahahahah … nonton kok pisah-pisah !!!
      (lupa saya belum nulis tentang ini nih …)

      salam saya Uda

  10. ha ha ha ha…kalau hari Minggu memang di sana-sini full. Kadang bikin mangkel wal gondok.
    Dulu juga ada senior yang berteriak di dekat saya ” Ngatur parkir aja gak becus “.
    Yeee….udah datang telat kok minta parkir dekat Irup.
    Salam hangat dari Surabaya

  11. Setiap kali melihat mobil-mobil susah mencari tempat parkir, satu hal yang saya syukuri: Untung nggak punya mobil. Hehehe. Tapi bisa dibayangkan deh Om betapa menjengkelkan menunggu dua orang di mobil putih itu. Mereka uplek sendiri, kita yang menunggu jadi sebel. Dan betul kata Mbak Imelda, sepertinya orang-orang di sini kurang peka terhadap orang lain. Terus terang saya bingung dengan hal itu. Ada apa ya? Sepertinya kalau mereka dapat tempat yang enak, longgar, mereka jadi berlama-lama.

    1. kebetulan yang kami temui siang itu … seperti itu …
      tetapi di hari-hari yang lain …
      banyak juga kok … yang bergegas memasukkan belanjaannya … sambil mengangkat tangan dan senyum …
      bahkan ada yang sampai meminta anak-anaknya untuk cepat-cepat naik ke mobil … ndak enak sama yang menunggu …

      Bahkan ada pula … yang membawa kereta bayi … dibela-belain keluarin mobilnya dulu … kereta bayi baru dimasukin belakangan … di tempat yang agak longgar dan tidak mengganggu lalu lintas parkiran

      satu peristiwa diatas jangan dijadikan generalisasi …

      salam saya Kris …

  12. Nggak pernah nyopir di jakarta Pak Her, jadi kejadian ini membuat saya makin was-was buat cari parkiran di ibukota, terutama di mall yang parkirannya naik-naik itu…duuuh, nggak deh, lebih baik naik taksi aja karena saya ke Jakartanya cuman sekali-sekali…hehe

    Kesabaran, memang ujisn buat setiap manusia, nggak cuma pengemudi dan penumpang, tapi juga seorang tukang parkir…

  13. Memang di PIM paling susah cari parkir apalagi hari libur ya Om, bahkan “valley parking” saja sampe nyerah “penuh Pak” katanya…..

  14. Hedehhh kebayang Om gimana ‘panas’nya situasi saat itu Om, dan kesian si abang tukang parkir ya, pasti aja dia yang disalah2in 😦

  15. hehehe, itu laki2 melambainya… di dalam mobil bongkar belanjaan Om.. udah gak sbar pengen liat apa yang tadi dibeli… jadinya lama deh.

  16. Om pas angkat tangan sambil melambai pulakaahhh?
    atau sambi kerjab-kerjab mata om?
    emang suka geregetan ya om kl kek gt….sy pernah juga tuh kek gt….tp yg emosi bukan yg belum keluar itu, melainkan saya…saya turun saya samperin mobil belakang saya…qiqiqi **kok bangga sih*** la geregetan juga om, kan kita lg nungguin hehehe

  17. kalau di mall pontianak emang tukang parkir nya yang kurang kerjaan om.. kalau ada masalah seperti itu pasti mereka cuek-cuek aja.. kalau aku biasanya pake motor dan kesulitan untuk memarkirkannya (perlu di susun motor disamping kanan kirinya) pas petugasnya lihat mereka cuek aja gitu.. hmmmm… rada kesal juga seh, mana harga parkiran di mall itu paling mahal pula diantara tempat yang lain.. seharusnya pelayanan mereka lebih memuaskan dong yak..

Tinggalkan Balasan ke mr.yudi Batalkan balasan