SEPUTIH CINTA MELATI

30 Juli 2014

Hari ketiga lebaran, Kami sekeluarga nonton film.  Seperti biasa, aktifitas ini selalu didahului dengan proses demokrasi.  Demokrasi artinya : silakan memilih film sendiri.  Yang penting jadwalnya berdekatan.  Supaya nanti kalau sudah selesai filmnya, tidak saling menunggu terlalu lama.  Akhirnya saya, Bunda dan si Bungsu menonton “Seputih Cinta Melati”.  Sementara si Sulung dan si Tengah menonton film yang lain.  Kami bebaskan.  Terserah mereka. Hawong mereka sudah dewasa, sudah punya KTP semua. Hahaha.

Seputih Cinta Melati diproduksi oleh Alenia Pictures.  Sentra cerita berkutat pada tingkah sepasang kakak beradik Rian dan Melati (yang diperankan dengan lucu oleh Fatih Unru dan Naomi Ivo) dan juga aksi dua orang narapidana buronan polisi Erik dan Ivan (diperankan oleh Asrul Dahlan dan Chicco Jerikho).  Diceritakan kedua anak tersebut secara tidak sengaja berkenalan dengan dua penjahat itu.  Mereka saling ngobrol, berinteraksi sebagaimana layaknya sahabat.  Anak-anak tidak tau bahwa Erik dan Ivan itu adalah buronan polisi.  Rian akrab memancing dengan Erik, sementara Ivan semakin dekat dengan Melati.  Kepolosan kedua anak tersebut ternyata mampu membuat kerasnya hati kedua narapidana tersebut menjadi lumer seperti es krim.  Penjahat itu jadi ikut berpuasa dan mulai sholat kembali.

Intinya memang hanya itu, dua orang dewasa, penjahat narapidana buronan berbahaya yang hatinya tersentuh oleh tingkah anak kecil yang polos.  Sekalipun inti ceritanya sederhana, namun Ari Sihasale sebagai sutradara berhasil membuat film ini menjadi indah.  Ada banyak hal diceritakan dengan manis oleh Ari Sihasale.  Eksotisme alam Pasundan, di sekeliling perkebunan teh yang asri hijau mempesona. Ada pula cerita lucu tentang pemilihan calon legislatif, tentang fasilitas kepolisian yang masih belum baik. Tentang aktifitas berpuasa, ibadah malam dan sebagainya.  Semua digambarkan dalam bahasa gambar dan dialog yang baik.  Sesekali muncul satu dua kritik halus yang membuat kita semua tersenyum.

Menurut saya film ini bagus.  Ada banyak pelajaran yang bisa didapat di sana.  Ada banyak kelucuan, keluguan, keindahan … juga kesedihan.

Saya tidak bisa menilai akting pemain-pemainnya, karena saya bukan ahlinya.  Namun kalau boleh saya sedikit saja berkomentar, mungkin adegan-adegan “kedekatan emosional” antara kedua anak itu dengan kedua narapidana perlu dieksplorasi lebih banyak lagi. Saya merasa hal ini kurang digali secara mendalam.  Mungkin karena terbatasnya waktu.

Yang jelas saya harus memuji, orang yang menemukan lokasi untuk shooting film ini.  Tempatnya bagus, keren, adem, tenang … aaahhh jadi pengen tinggal di pegunungan tuh. Hehehe

Anda sudah menonton film ini ?
Cobalah kalau ada waktu, tonton film ini bersama keluarga. 
Sekali lagi … Ini film yang baik.

(warning : ini bukan postingan berbayar, bukan postingan balas budi dan juga bukan postingan kewajiban)  🙂 🙂 🙂

 

Salam saya

71071D338183D7765E8404E3E942AEC9.

.

.

BTW :
BTW :
Peme
ran Melati … imut bangeeettt !!!

.

.

.