SELEKTIF

 

Selektif.  Choosy.  Sangat pemilih dalam memilih.
Ya kita semua punya HAK untuk memilih.  Memilih apa yang kita mau.

Sekarang saya ingin bercerita …

Suatu ketika Trainer ingin pulang ke daerah Cireundeu …
Hari itu Saya tidak bawa kendaraan.
So Trainer berdiri di pinggir jalan.
Berniat menyetop Taxi yang lewat.

Karena Jam sibuk pulang kantor, taxi pun sangat sulit didapat.

Akhirnya setelah sekian lama lewatlah satu taxi kosong,  dan Trainer pun langsung bertanya sopan …
”Mau mengantar saya ke Cireundeu Pak ?“ …

Lalu apa jawab si Taxi ?
”Oh Maaf Pak … saya mau istirahat makan dulu …”

OK.  Trainer tersenyum, lalu turun dari Taxi, tak jadi pakai Taxi.

Beberapa menit kemudian, lewat lagi taxi yang kosong.  Trainer mengulang pertanyaan yang sama …
”Mau mengantar saya ke Cireundeu Pak ?“ …

Kali ini Sopir Taxi menjawab :
”Waaahhh maap pak … lewat daerah macet ya … maap deh pak ”

Mmm … OK deh.  Saya kembali tersenyum, turun dari taxi dengan sabar.
(dari pada dia cemberut tak ikhlas sepanjang jalan, lebih baik saya turun saja bukan)

Tak lama kemudian, ada taxi lagi.  Dia berhenti.  Saya pun bertanya lagi …
”Mau mengantar saya ke Cireundeu Pak ?”

Lalu apa jawab si Sopir …
”Oh maap pak nggak sejalan dengan tujuan saya.  Saya mau setor nih ke pangkalan di daerah X, Saya lagi cari penumpang yang sejalan dengan jurusan ke daerah ”X” …”

HHmmm OK.  Trainer ndak bisa ngomong lagi sekarang.
Trainer turun lagi … untuk ke tiga kalinya.

Di satu sisi, para calon penumpang memang berhak memilih menaiki taxi mana yang dia mau.

Tetapi di sisi lain, Kita juga harus sadar, bahwa sopir taxi pun juga punya hak untuk memilih penumpang yang dia mau.  Memilih ke jurusan mana yang dia mau juga.

Ini jaman reformasi dan demokrasi sodara …

Tiap orang diberi kebebasan seluas-luasnya untuk memilih

Hak Azasi Manusia selalu dikedepankan …

So …

Jangan marah jika di tolak Sopir Taxi.

Sopir Taxi juga manusia.

Sopir Taxi juga tentu punya HAK

Hak untuk MEMILIH penumpang mana yang akan dia angkut !

Begitu bukan ya ????
Logika saya benar tidak ya ???

Any Comment Pembaca ???

.

.

PERSAINGAN USAHA

.

 

Minggu Malam, 28 Desember 2008. Jam 19.30. Di Bandara Cengkareng …

Trainer sedang menunggu istrinya, yang dijadwalkan akan mendarat di Jakarta jam 20.00.  Istriku sudah 3 hari ini ke Padang Sumatera Barat, untuk menghadiri pernikahan salah satu keponakan dekat kami.  Tapi rupanya penerbangan terlambat … diperkirakan pesawat baru landing di Jakarta jam 20.30.  MMM… OK lah … Aku menunggu saja di pelataran terminal kedatangan …  Sambil menunggu, naluri ”Meticulously Observantku” muncul.  Mengamati dan memperhatikan kejadian atau situasi disekitarku …

 

Aku memperhatikan sederetan taksi-taksi yang menunggu di terminal.  Mereka berbanjar rapi … parkir berdasarkan perusahaan-perusahaan taksinya … di lot masing-masing.  Penumpang bebas memilih perusahaan taksi mana yang akan dipilih …

 

Para sopir … beberapa ada yang dibantu dengan ground staff / greeting staf … bersaing merayu para penumpang yang celingukan mencari kendaraan.  Mereka berdiri di samping taksi nya masing-masing …

 

Ada seorang bapak tua … membungkuk-bungkuk sopan mencoba menarik perhatian penumpang … namun lama sekali bapak itu tidak mendapatkan penumpang …  Bapak ini berasal dari perusahaan Taksi yang berwarna ”Putih” … Penumpang seolah tidak mengacuhkan keberadaan Bapak tua itu …

 

Apa pasal …??

Para penumpang rupanya lebih tertarik memilih perusahaan ”Taksi berwarna Biru” yang parkir di sebelahnya … Ya … ini dari suatu perusahaan Taksi yang sangat terkenal, terpercaya dan banyak direkomendasi orang itu … baik penumpang domestik maupun manca negara …  Aku lihat perusahaan taksi ini terus menerus mendapatkan penumpang … mengalir lancar … laris manis … bahkan banyak penumpang yang rela antri panjang untuk mendapatkan armada kendaraan Taksi Biru itu yang berikutnya …

 

Sementara Bapak Sopir taksi berwarna putih … sampai berbusa-busa menawarkan jasanya … mengacungkan kunci mobilnya … masih belum juga mendapatkan penumpang … 

 

45 menit kemudian … Istriku keluar dari terminal kedatangan … dan kami pun bergegas ke Lapangan Parkir … tempat mobilku di parkir.

 

Aku masih sempat melihat … Bapak Taksi putih itu masih juga berdiri disana … tak lelah membungkuk-bungkuk sopan menawarkan Taksinya pada para penumpang yang ramai berdatangan malam itu.

Dan untuk kesekian kalinya … dia hanya bisa tertegun … memandang antrian panjang penumpang di gerai Taksi Biru di sebelahnya … tanpa mempedulikan dirinya …

 

Hah … persaingan usaha memang kadang kejam …

Penumpang memang berhak memilih … perusahaan Taksi mana yang akan dia naiki …

Dan ternyata pilihan penumpang bukan kepada Taksi putih yang dikendarai Bapak itu.

 

Semoga saja Bapak Taksi Putih itu bisa mendapatkan penumpang malam ini … dan tujuannya pun mudah-mudahan juga jauh … ke Depok atau ke Bogor misalnya … !!!

(Supaya Bapak itu bisa sedikit tersenyum bahagia malam ini …)

.

.

.