Hah memang Bagus buku itu ..
Tidak kalah menariknya dengan buku novel lainnya karangan kang Abik a.k.a Habiburrahman el Shirazy yang aku beli bulan lalu, “Ketika Cinta Bertasbih”
Sungguh suatu novel islami yang sangat menarik. Memberikan dasar-dasar hubungan antar dua anak manusia berlainan jenis yang tidak lepas dari koridor-koridor agung Islami …
Kang Abik menyadarkan kepadaku betapa cinta itu Indah … Cinta itu Agung … jika di dasarkan kepada ketakwaan kepada ALLAH …
Cinta itu bukan barang rongsokan dan juga sama sekali bukan permen murahan pinggir jalan … Yang di keteng … di emut sebentar … terasa manis sebentar lalu habis …
Novel itu mirip pelajaran buku Agama, Pelajaran Bahasa Arab, Fiqih, Al Quran Hadits, Buku Pelajaran Aqidah Akhlak tingkat tinggi … tetapi disajikan dengan gaya bertutur yang sangat “friendly”
Menyajikan keteguhan prinsip-prinsip Islam yang sangat indah namun penuh toleransi. Dasar-dasar Ayat Al Qur’an dan Hadits yang sangat terinci untuk setiap fragmen yang disajikan.
Bertanggung jawab untuk tetap menyajikan catatan-catatan kaki sumber bacaan bilamana kata-kata yang ditulis bukan merupakan rangkaian kata-kata sang pengarang …
Hmmm Indah … Indah sekali buku itu …
Kang Abik mengajarkan kepada kita untuk melakukan Syiar Islam bukan dengan Bom, Bukan dengan Teror, Bukan dengan pengrusakan benda mati tak bersalah, bukan dengan sweeping, bukan dengan teriakan teriakan sok heroik namun munafik …
Kang Abik menyiarkan Agama Islam dengan cara yang Agung, Anggun, Santun dan Indah …
Karena memang Islam itu Agung, Anggun, Santun dan Indah
setuju dengan pendapat kamu…lebih setuju liat bareng film nya aja yuk..hehehehe…
ya.. setuju. Saya udah baca AAC sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu… bukunya memang bagus.
Menurut saya lebih bagus AAC daripada Ketika Cinta Bertasbih. Soalnya entah kenapa lebih senang cerita dengan setting di mesir daripada di Indonesia… 😀
Terima Kasih Mas Agyl …
Wah saya sungguh telat ya … hehehe
Sebab awal mulanya saya anggap ini novel “menye-menye” gak taunya wih … top bener
Dan saya mulai tertarik dengan kang Abik ya sejak saya baca Ketika Cinta Bertasbih …
Setelah itu … saya selalu sisihkan “uang jajan” saya untuk beli novel Habbiburrahman … untuk pencerahan diri ceritanya … maklum usia sudah mulai uzur nih … 😉
hmm…saya lebih suka dengan cerita pudarnya pesona cleopatra, eh itu karangnny kang abik gak sih?
lebih menyentuh menurutku..
kalau di AAC bagus sih memang, cara pemaparanny bagus menurutku. bisa belajar bahasa arabnya juga.
Dy … betul sepertinya Pudarnya Pesona Cleopatra itu dari kang Abik … (pokoknya yang bau-bau mesir … itu sepertinya punya kang Abik …
Kalo bau-bau Perancis, Sorbonne .. Belitung nah itu Andrea Hirata …
(Saya tidak percaya … sudah setua ini masih suka baca Novel …)(hehehe)
sUmpah Bnr bgt,,,
ayat-ayat cinta mengguGah Hati bgt,,
Keren bravo kang Abik
Aku dah baca 3 buah karya kang Abik. Pudarnya pesona cleopatra, Dalam mihrab cinta, dan yg terakhir Ayat-ayat cinta. Smuanya bagus banged! Aku jadi ikut terhanyut saat membacanya. Kadang aku ikut sedih, ngerasa penasaran, dan aku juga sering tertawa sendiri membaca humor2 yg disisipkan. Khusus AAC, “uweedan tenan…!!!” aku iri banged loh, ama tokoh yg namanya Fahri Abdullah Qosim. Dia begitu sempurna banget. Bisa ga ya, aku seperti Fahri…!?
wa’alaikumsalam ya kak…!!! Dari novel AAC, kita banyak diberi pelajaran oleh kang Abik.
q dah baca bknya duuuh bgs bgt deh keren abis dah gitu d film lg jd ga sabar nonton filmnya deh.
lagu,buku,film semuanya bagus2.misal da cwk kayak fahri,q yakin siapa yg mendapatkannya kan beruntung banget.seandainya cewek tu aku!
q pengen bgt pny pasangan hidup kayak fahri bisa ga ya?moga ja bisa.
sekarang q lg coba memperbaiki diri biar bisa kayak aisyah.kan alhamdulillah kl bs dpt seseorg kayak fahri gitu…AMIN.
bagus emang, sampai ternginag2 setiap hari, tapi setelah ada Laskar Pelnagi, tergantikan sepertinya..
pak tak jadiin link-ku ya..boleh??salam kenal….
Novel ayat-ayat cinta memang keren banget, dg membaca qta bisa sambil belajar lbh mendalam tentang Islam dan bisa dijadikan pemicu agar ibadah qta bisa lbh baik lagi.
Beberapa hari lalu saya sempatkan untuk nonton filmnya, tapi ternyata hasil sungguh tidak seperti yg saya harapkan. Alur cerita, karakter para tokohnya, serta sedikit setting lokasinya tidak seperti yg ada di novelnya.
Apa karna untuk film, naskahnya jadi agak berubah & sedikit diberi tambahan yaa….
Ada banyak cara “mengajak” ke jalanNYA,
semoga banyak yang dapat mengambil “pelajaran-hidup”
dan memilahnya