(terinspirasi dari gaya penuliasan Blog : pak Anto S Nugroho)
Senin malam 12 Mei 2008 aku pergi ke Bandara Internasional Soekarno Hatta Cengkareng …
Ada 2 hal yang ingin aku ceritakan.
1. PESING …
Aku sampai di bandara jam 7 malam. Mau menjemput Bunda yang habis pulang kampuang dari Padang. Pesawat Istriku didelay dua jam. Jam 7.30 baru berangkat dari Padang. (wah masih menunggu lama ini).
Aku memutuskan ke terminal 2. Mau makan dulu ditempat favoritku sambil santai nunggu.
Mobil masuk parkiran terminal dua. Parkir disana. Buka pintu … ternyata Mak Breng … aduuuuhhh baunya kok PESING sekali di parkiran Terminal 2 ini … Sudah menjadi WC terluas rupanya lapangan parkiran ini …
Satu jam kemudian selesai makan malam …
Aku pindah parkir ke Terminal 1 … Bunda dijadwalkan akan tiba disana, dia memakai penerbangan domestik selain Garuda. Mobil masuk lahan parkir. Cari tempat kosong. Atret. Buka Pintu …. Mak Breng … PESING lagi … bau khas yang sama teruar dari lahan parkir terminal 1 juga … HAH … : WC terluas dikali dua jadinya … !!!.
Aku tidak menyalahkan para empunya sumber kepesingan ini … karena memang WC yang sebenarnya terletak cukup jauh dari lahan parkir ini … Mungkin para sopir atau penjemput malas jalan jauh … sementara kebutuhan sudah sedemikian mendesak. Jadi langsung berhajat kecillah dibalik mobil-mobil yang diparkir … lebih praktis.
Inilah lahan parkir Bandara Internasional beraroma “khas” … !!!
2. NASIONALISME ITU MASIH ADA …
Bunda masih lama landingnya. Untuk menghilangkan kebosanan … sambil menunggu aku sempatkan jalan-jalan di seputaran pelataran terminal kedatangan.
Mau tidur di mobil … ah parkiran gelap sangat … dan juga pesing sangat … (tidak nyaman lahir-bathin).
Ternyata di pelataran terminal kedatangan tersebut banyak orang yang teriak-teriak. Orang berkumpul di depan TV. Rupanya TV sedang menyiarkan siaran langsung Babak Penyisihan Uber Cup … Tim Indonesia melawan Belanda. Mereka : para penjemput, sopir taksi resmi, sopir taksi tak resmi, tukang ojek, satpam, portir dan banyak lagi yang lain … bersatu kompak menyemangati Tim Indonesia dari depan TV … Betul-betul seperti nonton Misbar di lapangan… Memang pihak bandara memasang TV di pelataran tersebut. Ada beberapa pesawat TV di lokasi lainnya. Juga menyiarkan pertandingan … dan suasananya pun nyaris sama … Ramai banyak orang berkumpul, menyemangati dan mendukung tim srikandi bulutangkis merah putih yang sedang berlaga disana …
Ah aku bangga … Nasionalisme itu ternyata masih ada … !!!
ichiban desu…..
mungkin yang buang hajat disitu pikir sekalian nyiram rumput ya? Tapi kenapa ya WC di bandara itu ngga pernah bisa “dibanggakan”. Kadang malu saya kalau datang bersama teman-teman orang Jepang.
hal yang pertama bikin agak gimana gitu..
hal yang kedua bagus 🙂
KABAR BAIK MEMBAWA DAMPAK YANG BAIK,
KABARKAN TERUS KEBAIKAN “TELL WELL”
SALAM NASI-O-NALISME
Memang pesing kali di parkiran bandara itu, bah. Tak layak disebut bandara internasional. Toilet yang di dalam juga sudah pada rusak. Apa nggak ada anggaran untuk memperbaiki toilet ya? Malu kita kalau didatangi turis. Gimana mau menyukseskan Visit Indonesia Year 2008?
Yang kedua, rakyat memang lagi susah. Jadi pelarian lewat nonton pemain bulutangkis kita bisa menjadi eskapisme sesaat. Setiap kali mau menaikkan harga BBM, buat saja event seperti ini. Bila perlu buat Piala Asia sepakbola lagi, biar rakyat lupa kalau BBM akan naik.
akoe mo komenin yang nasionalisme ituh masih ada… ajah ah
gpp kan?
semoga rasa nasionalisme yang ditunjukkan oleh orang-orang
tidak hanya di kegiatan olah raga sajah, tapi di hal-hal yang lainnya
yang akan membawa perkembangan yang lebih baik bagi negara inih.
Deuh.. akoe ngomongnya kok ngawur banged ya?
ass.
1.Udah karakter segelintir masyarakat kita kali ya ?
2.Masyarakat indonesia itu cukup sabar dan nasionalis bener.
oh….si uda urang awak juo yo ?
untung om ga ikut2an nambahin aroma ‘khas’ di pelataran parkir juga. wakakakkkkkk…maaf om.
*lari, takut dijewer…..*
Hidup Indonesia 🙂
meski baru perempat final, lumayanlah. semoga bisa masuk final.
Btw, berarti sumber pembuat pesing itu berjenis kelamin laki-laki yah 😀
ya
nasionalisme itu ada
bangkit negeriku
harapan itu masih ada
dari dulu itu udah bau pesing om soalnya banyak yg joyok…
padahal airport kan ‘wajah’ sebuah negara, ya, Om…
Berarti, tamu-tamu dari luar harus segera dijemput di depan exit, nggak perlu sampai ke parkiran.. hehehe…
saya juga terharu pas nonton Uber-Thomas cup di tempat umum. Mau umur muda, tua, etnis apapun.. semua berbaur menjadi satu, mendukung negeri tercinta…