TOYS @ TRAINING …

Ada Mainan anak-anak dalam Training / In Class Session, di kelas pelatihan orang dewasa.  Beberapa tahun yang lalu aku sempat tersenyum ketika mengikuti sebuah training tentang cara berkomunikasi secara kreatif dan spontan, (Trainer juga sekali-sekali perlu ikut training kan ???) 😀

Kami (para trainee) terheran-heran karena ada banyak sekali mainan dimeja kami.  Ada Lilin mainan “Play Doh™, Balon, Gelembung Sabun, Spidol, Lego™, bola karet, crayon dan lain sebagainya …  Dalam hati aku berfikir ah ini mungkin akan digunakan pada saat ada role play atau games nanti.

Kita semua peserta ketika pertama kali masuk … hanya duduk manis melihat-lihat saja.  Tidak berani memainkannya …  Namun ketika trainer tersebut masuk, membuka training dan berkenalan … si Trainer (seorang Bhuwlei) … mengatakan kepada kita semua …: “Tuan-tuan dan nyonya-nyonya … mainan diatas meja ini silahkan dimainkan … kapan saja anda mau … Saya serius … silahkan bermain dengan mainan-mainan itu … jika anda merasa perlu memainkannya …” 

Terus terang para Trainee (yang inlander semua itu …) pada satu jam pertama masih takut-takut memainkannya … (biasalah … noleh kiri kanan ndak ada yang berani berinisiatif memulai).  (Wah Jangan-jangan ini Jebakan).  Session tetap berjalan …. Tanpa satu pun berani bermain dengan mainan-mainan itu.   Sang Trainer Bhuwlei itu mengatakan sekali lagi … mempersilahkan kita semua bermain-main dengan Toys tersebut … manakala kita bosan atau jenuh … 

Hmmm … akhirnya salah satu rekan trainee ada yang tidak tahan bertanya : “Mister … di meja ini kok ada mainan sih Mister ? Apa ini property untuk role play, diskusi atau untuk apa ? Apa sih maksudnya mister ?” 

Si Trainer Bhuwley itu menjawab : “ Mainan ? Toys ? … itu fungsinya ya untuk dimainkan … saya kan sudah bilang berkali-kali … anda bisa bermain kapan saja anda mau … jika anda bosan atau jenuh …”.  Lalu diapun sedikit berteori : “Mainan anak-anak ini membantu kita untuk tetap membuat fikiran kita bangun … “to keep our mind always on allert mode” … tetap “awas” … “sadar” … dan terjaga …”

Ditambahkan lagi … “You know what … kadang kita berbicara kepada anak kita yang sedang asyik bermain … jangan salah sangka dan jangan marah dulu … mereka sesungguhnya sedang mendengarkan kita … semua kata-kata kita direkam … karena “mind” mereka tetap terjaga dan “bangun” … !!! 

Hmmm … kami terdiam mencerna statement sang Bhuwlei trainer itu … betul juga sepertinya … Dan fungsi kehadiran mainan ini akan sangat berguna nyata jika materi trainingnya berkaitan dengan “cara berfikir kreatif” dan yang sejenisnya … yang memerlukan “mind” yang selalu “bagun” dan “awas” /”allert” 

Dan setelah itu … dengan berjalannya waktu … perlahan-lahan mulailah satu persatu dari kami berani “uplek” dengan mainan-mainan itu … Ada yang membentuk-bentuk lilin Play Doy™ macam tanah liat itu, ada yang menggambar dengan spidol dan crayon, ada yang main Lego™ membuat bangunan, ada yang meremas=remas bola karet … ada pula yang iseng bikin plembungan dari air sabun … (Huahahahha masa kecil kurang bahagia).  Lagi pula mainan – mainan tersebut termasuk mainan mahal … dan khusus dibawa oleh trainer dari luar negeri … sayang untuk tidak dimainkan … (hehehe norak ya ).  Trainer Mister Bhuwlei itu juga tidak marah … bahkan dia juga ikut memantul-mantulkan bola karet sambil terus menjelaskan materi kepada kita … (ah Training macam apa ini …???) 

Mengasyikkan sekali … tidak jenuh … dan percaya atau tidak … ini tidak mempengaruhi penyerapan kami terhadap materi yang dia sampaikan … kami tetap bisa berfikir kreatif. 

Akhirnya aku memberanikan diri untuk menerapkan hal yang serupa di training -trainingku … yaitu menyediakan mainan dan alat-alat gambar di meja para Trainee … khususnya jika aku sedang memfasilitasi modul “creative comunication” … dan juga ketika memimpin beberapa creative brainstorming session. Di bagian awal selalu aku jelaskan maksud disediakannya mainan ini … yaitu “Mind Allertness” … dan aku tambah pula dengan penjelasan yang aku karang sendiri … 

“Jika ingin bermain … bermain lah dengan benda yang benar yaitu mainan … jangan bermain-main dengan Trainer, mempermainkan Sesama Trainee ataupun diri sendiri” 

“Jika ingin mencoret-coret.  Mencoret-coretlah dengan alat dan sarana yang benar dan ditempat yang semestinya yaitu di kertas … jangan “mencoret” dan mencoreng muka sendiri, muka Trainer maupun muka teman sesama Trainee.”  Hehehe aku belagak filosofis nih … !!! 

BTW ada satu lagi tips … jika anda seorang Trainer, dan berniat untuk berbuat serupa … plis harap diingat …  Jangan menyediakan mainan yang bisa menimbulkan suara keras seperti … Trompet, confetti canon, mobil-mobilan polisi/ambulan bersirene nguing-nguing yang pake batere, pistol-pistol starwar yang pake baterei, krotokan, kluntungan …. apa lagi petasan  … ya pokoknya mainan bersuara ribut lah … Soalnya kelas bisa bubar nanti … suasananya malah jadi berisik, heboh, kacau balau kayak toko mainan di pasar malam …. !!!! (Sayang anak … sayang anak … ) 🙂 

BTW teman-teman dari psychology mungkin ada yang bisa memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini ???