TOUR GUIDE

umroh(200)
(sekedar ilustrasi : sebuah daerah wisata)

.

Ini tulisan tentang pemandu perjalanan wisata.  Bagi mereka yang pernah mengikuti paket tour perjalanan wisata, tentu sudah tidak asing dengan yang namanya tour guide.  Mereka sangat berjasa dalam memberikan penjelasan mengenai tempat-tempat wisata yang kita kunjungi.  Sehingga kunjungan kita menjadi lebih berarti, ada pengetahuan dan pengalaman baru yang kita dapat.

Alhamdulillah, saya beberapa kali pernah mengikuti tour wisata baik itu di dalam negeri maupun di manca negara.  Tentu saja beberapa kali kami dipandu oleh para tour guide.  Seorang tour guide yang baik, dituntut untuk mempunyai pengetahuan mengenai obyek wisata yang bersangkutan, plus harus hafal sejarah.  Mereka pun diharapkan mempunyai kemampuan public speaking dan ketrampilan story telling yang luwes.  Penguasaan bahasa setempat dan bahasa asal negara para tamu juga merupakan kriteria tour guide yang banyak dicari oleh para pengguna jasa wisata.  Jika syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi, tentu peserta tour akan kecewa.  (Kalau di luar negeri biasanya penyelenggara perjalanan menggunakan jasa warga negara setempat yang pernah tinggal di Indonesia / mahasiswa Indonesia / penduduk keturunan Indonesia yang bisa berbahasa Indonesia).

Nah yang menarik dan ingin saya soroti disini adalah : saya perhatikan ada beberapa kesamaan yang selalu saya temui berkaitan dengan penggunaan tour guide ini … dan entah mengapa … hal ini kok selalu saja terjadi di setiap tour yang saya ikuti …

Paling tidak ada TIGA kesamaan yang selalu saya temui …

  1. Tip :
    Walaupun di dalam paket wisata yang kita bayar biasanya tertulis, biaya sudah termasuk penginapan, tiket masuk tempat wisata, makan dan juga fasilitas tour guide.  Namun kenyataannya, pada umumnya ketika sudah di lapangan kita akan dikoordinir oleh pemimpin perjalanan untuk urunan, menyisihkan sedikit uang untuk iuran sukarela.  Iuran tersebut untuk tip tour guide dan juga tip driver bus/van yang kita tumpangi.
    Bagaimana saya menyikapinya ?
    Saya pribadi tidak keberatan akan hal ini.  Apalagi jika mendapatkan tour guide yang sangat menguasai medan dan juga pintar bercerita yang diselingi dengan humor-humor segar.  Satu dua dari mereka ada pula yang bersuara emas, mampu menghibur tamu dengan menyanyi karaoke di bis.  Membuat perjalanan kita menjadi selalu menarik dan tidak membosankan.

 

  1. Dagangan :
    Ada lagi hal yang similar.  Biasanya tour guide di tengah perjalanan atau ketika perjalanan sudah akan berakhir, mulai mengeluarkan jurus jualan barang-barang dagangan tertentu.  Gantungan kunci, souvenir, CD sejarah, kain khas, kaos dan sebagainya.  Dan entah mengapa alasan yang selalu mereka gunakan adalah “Ini untuk sekedar membantu menambah pendapat uang saku driver yang telah membantu kita.  Saya hanya membantu menjualkan saja untuk bapak – ibu sekalian”.  Dan sekali lagi, ini selalu terjadi di setiap saya mengikuti tour baik di dalam maupun luar negeri.
    Bagaimana saya menyikapinya ?
    Untuk yang ini … saya tidak terburu-buru membeli.  Biasanya saya selalu membandingkan harga yang ditawarkan oleh mereka dengan harga di toko cindera mata.  Jika harga mereka lebih murah … maka saya akan beli dari mereka.  Namun jika sebaliknya … No thank you.

 

  1. Rekanan :
    Biasanya para perusahaan penyelenggara tour atau tour guide itu sudah menjalin kerja sama tertentu dengan beberapa rumah makan, atau tempat wisata kuliner atau toko cendera mata tertentu. Di dalam penjelasannya ketika di bis, para tour guide akan menceritakan keunggulan-keunggulan tempat wisata kuliner yang akan mereka tuju. Dan ketika sampai di suatu pusat penjualan cendera mata, biasanya mereka akan memarkir bis di dekat toko cendera mata tertentu, atau mengarahkan para tamu untuk berbelanja di gerai-gerai tertentu. Tentu saja mereka hanya bisa merekomendasikan saja, sebab keputusan akhir tetap berada di tangan masing-masing peserta tour.
    Bagaimana saya menyikapinya ?
    Untuk kuliner ? saya sama sekali tidak terpengaruh.  Untuk urusan yang satu ini saya sangat konservatif.  Bukan tipe orang yang suka heboh memanjakan lidah.  (apa lagi foto-foto makanan).  Saya akan mencari makanan yang sudah saya kenal saja.  (Om-om nggak asik !)
    Untuk cendera mata ? ini juga tidak begitu terpengaruh.  Saya pasti membandingkan harga toko yang satu dengan toko yang lain.  (Tekniknya adalah … saya biasanya mengintili teman rombongan yang emak-emak atau ibu-ibu, biasanya mereka jago nawar (baca : gigih dan tega).  Saya biarkan ibu-ibu itu berdarah-darah nawar.  Nanti kalo harga mereka sudah deal … dapet murah … baru saya ikutan beli … hahaha … smart bukan ?)

 

Jadi demikianlah … beberapa fenomena yang kerap saya temui berkaitan dengan penggunaan tour guide atau pemandu dalam perjalanan wisata.

Apakah teman-teman pernah punya pengalaman menggunakan tour guide ?
Apakah mengalami hal serupa ?
Atau ada kisah yang lain ?
Sharing ya … !

gaes
“Para Turis” : diperagakan oleh model

.

Salam saya,

.71071D338183D7765E8404E3E942AEC9

.

.

(ihik … cara narcis yang eiylekhan … pake muter-muter cerita tour guide segala)