THE SILENT MAN/WOMAN …

Another disfunctional behaviour of a trainee …(Setelah : The Busyman/Woman – The Lateman/Woman – The Whisperer)(pls refer kepostingan sebelumnya …).

Silentman/woman adalah trainee yang selalu diam … ketika in class training session berlangsung.  Bahkan ketika diskusipun tak jarang mereka bicara seperlunya atau bahkan diam saja … 

Untuk menanggulangi trainee seperti ini kita perlu tahu penyebabnya terlebih dahulu.  Menurut pengamatan pribadiku … Ada beberapa penyebab umum mengapa mereka berlaku diam seperti itu …

  1. Dia tidak mengerti … 
    • Dia sedang bengong, tidak tau, tidak mengerti, lost, telmi, lemot atau yang sejenisnya tetapi malu untuk bertanya … takut disangka bodoh jika bertanya.   Sehingga mereka memilih diam pasif saja …
    • ciri fisiknya melongo …
  2. Pikiran sedang tidak fokus ke Training … 
    • Yang ini … fikirannya sedang melanglang buana kemana-mana.  Melamun.  Berfikir yang lain selain dari materi training.  Bisa karena memikirkan pekerjaan yang ditinggal di kantor.  Karena ada masalah di Rumah.  Mikir hutang, ada masalah pribadi maupun ada masalah-masalah yang lain …
    • Ciri fisiknya … pandangan kosong, menerawang
  3. Minder … 
    • Yang ini adalah tipe pendiam yang pemalu.  Bisa disebabkan karena merasa rendah diri … karena berasal dari keluarga biasa/tidak mampu.  Atau berasal dari daerah/kota kecil (yang sulit dicari dipeta).  Bisa juga karena latar belakang pendidikan dari universitas yang tidak terkenal … dsb
    • Dia introvert karena merasa teman-teman sekelasnya lebih kaya, lebih kota, lebih gaul, lebih modern, lebih pintar lebih bergengsi dan lebih segalanya …
    • Ciri fisiknya … duduknya mengkeret.  Sedikit gelisah, kadang nunduk.  Body language menarik diri …
  4. Personality …
    •  Kalau yang ini … memang pada dasarnya dia adalah seorang yang pendiam dan tidak suka berkata-kata.  (Orang Jawa bilang “gawan bayi”)(Orang betawi bilang …”ude dari sononye” …)
    • Ciri fisiknya … duduk manis, tetapi matanya memperhatikan.

How do I usually handle them ?

Tipe 1 : Tidak mengerti …

  •  Always check for understanding.
  • Selalu mengencourage semua yang ada dikelas agar tidak malu untuk bertanya … seberapa simplenya itu pertanyaan.
  • Tekankan bahwa tidak ada pertanyaan bodoh.  Pertanyaan bodoh adalah pertanyaan yang tidak diajukan.  Jika mereka malu … katakan kepada mereka bahwa anda menyediakan waktu untuk menjelaskan kembali saat break atau makan siang.
  • Ajak trainee yang lain yang sudah jelas untuk membantu yang bersangkutan …  

Tipe 2 : Pikiran tidak Fokus …

  • Hanya dengan cara berbicara 4 mata di saat break/lunch atau saat training belum dimulai atau pada saat sore hari manakala training sudah selesai.
  • Dengarkan keluhan mereka … jika mereka mau berbagi cerita.
  • Jika mereka tidak comfortable untuk bercerita kepada anda … tekankan pentingnya arti profesionalisme … bahwa mereka dituntut untuk focus mengikuti pelajaran.  Karena semua yang kita lakukan harus bisa dipertanggung jawabkan secara profesional.  Dan profesionalisme saat mengikuti Training adalah dengan cara berpartisipasi aktif dalam training.
  • Jika memungkinkan … coba gunakan trainee sesama peserta lain … yang mungkin lebih kenal dengan yang bersangkutan untuk menjadi listener bagi yang bersangkutan … untuk dimintai pendapat atau sekedar tempat untuk berbagi … 

Tipe 3 : Minder …

  • Hmmm … yang ini tidak lain dan tidak bukan dengan cara memberikan kesempatan yang bersangkutan untuk menunjukkan siapa dirinya.  Dengan cara mengajukan pertanyaan yang anda yakin dia bisa menjawab. 
  • Menunjuknya menjadi ketua kelompok. 
  • Meminta komentar dan pendapatnya pada kesempatan yang pertama … dsb. 
  • Dengan demikian diharapkan PD nya bisa terpompa sedikit-sedikit. 
  • Tekankan pada dia bahwa … sudah masuk menjadi karyawan perusahaan ini adalah merupakan sesuatu yang harus disyukuri dan sah-sah saja untuk dibanggakan (secara tidak berlebihan).  Ini adalah achievement yang bukan sepele.  Jadi tidak ada alasan untuk menjadi minder dan rendah diri.  Meskipun juga jangan sampai pongah dan arogan. 
  • Jangan lupa ajak seluruh peserta untuk bersama-sama membangun tim trainee / tim kelas yang dinamis dan aktif.  

Tipe 4 : Personality

  • Jika anda melihat bahwa diamnya yang bersangkutan bukan karena ke tiga hal diatas.  Maka there’s nothing wrong with this trainee. 
  • It’s just a matter of personality.  They just don’t want to talk … that’s all.Jadi solusinya adalah … minta mereka bicara.  Tepatnya paksa halus mereka untuk bicara.  Dengan jalan bertanya atau meminta komentar dan pendapat mereka akan sesuatu hal. 
  • Menunjuknya menjadi juru bicara ketika ada diskusi kelompok. 
  • Atau as simple as memimpin doa pagi atau doa sore untuk penutup …
  • Seperti biasa tekankan kembali kepada seluruh trainee untuk menjunjung tinggi team work dan saling membantu … termasuk dalam mengikuti training seperti ini … 

Seperti yang para pembaca lihat … dibagian akhir penanganan trainee seperti ini disarankan untuk selalu menggunakan / melibatkan trainee lain … sesama peserta untuk bersama-sama menciptakan iklim belajar yang kondusif bagi semua …

Team work tetap terjaga …Esprit de corps tetap terpompa … 

Ini pendidikan orang dewasa … trainer bukan seseorang yang maha bisa … Percaya atau tidak kadang solusi jitu yang sederhana … justru bisa kita dapatkan dari sesama trainee peserta yang lain …

And that’s the soul of Facilitating skill !!!