.
Judul lengkapnya adalah … Pesantren Kilat Ramadhan.
Ya … ini adalah thema keluarga kami minggu lalu … Anak-anakku ikut Pesantren Kilat Ramadhan. Maklum mereka semua bersekolah di Madrasah. So … kegiatan keagamaan lumayan diintensifkan pada bulan Ramadhan ini.
Si Bungsu (kelas 4) : 10 – 11 September
Si Bungsu menginap di sekolah. Ini kali pertama si Bungsu belajar mandiri … menginap di luar rumah, tanpa Orang tuanya. So jangan ditanya persiapan ”heboh bin parno” yang kami lakukan … Mulai dari bawa Sleeping Bag sampai Bantal Guling … (komplit sudah …) 🙂
Si Tengah (kelas 8. ) : 10 September
Dia tidak menginap. Dia hanya datang ke Sekolah ba’da Ashar … mengikuti pengajian di sekolahnya … tampil mengisi acara bersama Group Marawisnya … Lalu disambung acara berbuka dan tarawih bersama … Malam harinya pulang ke rumah.
Si Sulung (kelas 10) : 9 – 10 September
Acara Pesantren Kilatnya diadakan BUKAN di sekolah …Tapi diadakan di suatu wisma yang terletak di daerah Parung, Kab. Bogor.
Jauh sangat dari rumah kami.
Penutupan dilakukan tgl 10 September … malam hari … mulai jam 20.00. Para Orang tua wali murid juga diundang untuk menghadiri acara tersebut … Karena pada kesempatan itu sekaligus akan dibagikan juga Raport Bayangan para siswa kelas X Madrasah Aliyah.
So … Sore hari … Saya dari Kantor, langsung ngacir ke Parung … Ternyata tempatnya sangat terpencil sodara … akses jalan masuknya pun gelap guntila pula … Trainer musti bertanya beberapa kali untuk mencapai tempat tersebut …
Acara penutupan berlangsung mengharukan sodara … Dilaksanakan dengan menggelar tikar di lapangan … dengan penerangan Obor seadanya … menambah khusyu’ suasana …
Pada kesempatan tersebut … para siswa menyampaikan permohonan maaf dan ampun kepada orang tua masing-masing … ada yang membaca puisi … ada pula yang berbicara dengan bahasa Inggris … semua dengan cara mereka masing-masing … (intinya sama … ucapan terima kasih tulus, permohonan maaf dan ungkapan hormat dan sayang …)
Dilanjutkan dengan Para siswa mendatangi Orang tua masing-masing … bersimpuh … mencium tangan … memeluk … dan sebagainya … disertai isak tangis … penuh keharuan dan kecintaan yang kental …
Yang membuat hati saya sedih adalah … saya melihat ada beberapa siswa-siswi yang tetap duduk di tempatnya … tidak bergeming … tidak menghambur kepada orang tuanya …
Karena orang tuanya rupanya tidak datang pada malam itu … ( Aahh anda harus lihat bagaimana rona sendu diwajah mereka … iri … nelangsa … dan entah apa lagi … )
Dan hati sayapun kian bertambah sedih … Karena Saya pun senasib dengan siswa-siswi tersebut. Kalau para siswa – siswi itu sedih karena orang tuanya tidak bisa datang …
Kalau saya … justru … anaknya yang tidak ikut Pesantren Ramadhan kali ini. Ya … Si Sulungku sakit … badannya panas, demam, pilek dan batuk, sehingga dengan berat hati dia izin tidak mengikuti acara ini. Istirahat di Rumah …
Ya sodara … Trainer pun malam itu tidak bergeming dari tempatnya … tetap duduk bersila … diam … tanpa ada buah hati yang menghambur kepadanya … Seperti orang tua-orang tua yang lainnya …
Dan tidak terasa … Air mata saya pun jatuh berlinang … Sedih sangat …
(Saya adalah satu-satunya orang tua yang datang … tetapi anaknya tak ada disana …)
.
.